Authors:Cerry Surya Pradana, Elisa Dwi Rohani Abstract: Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, menyebabkan penyesuaian pada berbagai macam kegiatan, termasuk dalam bidang pariwisata. Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkena dampak pandemi tersebut. Beberapa penyesuaian yang dibuat, misalnya dengan adanya penutupan sementara destinasi wisata, pembatasan kunjungan, hingga penerapan protokol kesehatan pada seluruh aktivitas. Terbatasnya akses bagi wisatawan, menjadi hal yang berdampak besar baik bagi keberlangsungan pariwisata di destinasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan memahami persepsi wisatawan terhadap citra afektif destinasi wisata yang ada di Yogyakarta, baik yang pernah maupun belum pernah mengunjungi destinasi ini. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara menggunakan kuisioner, dan studi pustaka. Observasi dilakukan pada aktivitas terkini yang ada di beberapa platform virtual tour. Wawancara dilakukan menggunakan sampel secara convenience sampling, pada 141 orang responden yang telah mengikuti virtual tour. Kuesioner diberikan dalam bentuk daring, yang disajikan dalam google form. Pustaka terkait dengan citra afektif juga digunakan untuk menyiapkan tahapan analisis. Hasil yang diharapkan, penelitian ini mampu menunjukkan persepsi wisatawan terhadap citra afektif di Daerah Istimewa Yogyakarta, selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini memiliki keterbatasan, dikarenakan hanya melihat dari citra afektif tanpa melanjutkannya dengan citra kognitif. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lainnya yang berkaitan dengan citra kognitif dengan tema yang sama. PubDate: 2023-02-08 DOI: 10.22146/jpt.72353 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2023)
Authors:Daffa Noor Salmandika Abstract: Meluasnya penularan COVID-19 di Indonesia membuat pemerintah harus memberlakukan beberapa kebijakan tentang pembatasan mobilitas masyarakat. Dari hal tersebut muncul banyak fenomena masif yang terjadi di masyarakat, salah satunya adalah tingginya minat bersepeda masyarakat. Munculnya fenomena tersebut pun memiliki korelasi dengan banyaknya daya tarik yang dilalui pesepeda, diantaranya bangunan cagar budaya atau bangunan heritage. Dari hal tersebut lah yang melatar belakangi pembuatan rute wisata sepeda heritage di Kota Bandung ini. Tujuan dari pembuatan rute wisata ini yaitu agar para pesepeda di kota Bandung dapat menikmati kegiatan bersepeda lebih informatif dan tersusun dengan melalui berbagai daya tarik sejarah yang ada di Kota Bandung. Metode pembuatan rute ini mengacu kepada dasar pembuatan paket wisata dengan fokus transportasi menggunakan sepeda. Hasil dari proyek ini berupa beberapa rute wisata sepeda pilihan yang berisi tentang bangunan cagar budaya dan rute khusus representasi kejadian sejarah dimasa lampau yang terjadi di Kota Bandung. Diharapkan dengan adanya rute wisata sepeda heritage ini bisa menjadi pilihan jalur para pesepeda dalam melakukan aktivitas bersepedanya. PubDate: 2023-02-07 DOI: 10.22146/jpt.70241 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2023)
Authors:Made Prasta Yostitia Pradipta, Emmelia Nadira Satiti Abstract: Sudiroprajan Chinatown has tourist attractions that can support cultural tourism attractions in Surakarta City. With multi-ethnic acculturation in terms of annual celebrations to the special foods available in Sudiroprajan Chinatown Village. However, due to the pandemic, the Sudiroprajan Pokdarwis was no longer active and resulted in the paralysis of the tourist attraction icon in Sudiroprajan Chinatown Village. The purpose of this study is to find out what attractions exist in Sudiroprajan Chinatown Village and then to analyze the inhibiting factors for the development of tourist attractions and come up with some suggestions so that they can attract tourists to visit. To get the data in this research is to do direct observation, documentation, direct interview with the Head of Pokdarwis Sudiroprajan and look for literature studies related to the research problem. The results obtained are many tourist attractions in the form of the Kali Pepe and Grebeg Sudiro river crossings. See the Lion Dance and various culinary delights. The obstacles found were regarding inconsistent management due to the large number of youth volunteers who have their own busy lives and finally the Covid-19 virus. Further research is suggested to expand the attraction of cultural tourism around the Surakarta City area. PubDate: 2023-02-07 DOI: 10.22146/jpt.71277 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2023)