|
|
- Cover Vol 12 No 2 Februari 2023
Authors: Christy Vidiyanti PubDate: 2023-02-28 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- Halaman Depan Vol 12 No 2 Februari 2023
Authors: Christy Vidiyanti PubDate: 2023-02-28 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- Halaman Belakang Vol 12 No 2 Februari 2023
Authors: Christy Vidiyanti PubDate: 2023-02-28 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- DAMPAK POLA PERMUKIMAN LEAPFROG MASYARAKAT TERHADAP AKSESIBILITAS JALAN
KAMPUNG TUA NONGSA Authors: Gladies Imanda Utami Rangkuty, Rika Ayunda, Dinda Nur Aini, Benny Benny, Sean Samuel Prasetyo Pages: 115 - 124 Abstract: ABSTRAKKampung Tua Nongsa merupakan salah satu kawasan permukiman pesisir di wilayah Batam yang perkembangan polanya berbentuk leapfrog. Pola leapfrog yang tercipta memberikan pengaruh pada suatu kawasan, salah satunya pada aksesibilitas jalan. Aksesibilitas jalan yang terganggu memerlukan perbaikan infrastruktur yang tentunya memakan biaya penunjang. Oleh Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pembentuk pola leapfrog pada Kampung Tua Nongsa dan memperlihatkan ketidakefektifan pola tersebut terhadap sirkulasi jalan kepada pemerintah beserta pembaca. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berupa kualitatif dengan tahapan pengumpulan data berupa data primer dan sekunder melalui observasi, wawancara, dokumentasi, serta berdasarkan sumber bacaan mendukung. Adapun teknik analisa data disusun dengan kulitatif deskriptif. Blok-blok rumah yang dihuni tiap kepala keluarga membuat kawasan ini memiliki pola pemukiman berbentuk melompat. Adanya lahan terbuka juga memberikan peluang terbentuknya perkembangan pola leapfrog. Lahan terbuka tersebut dijadikan sebagai hunian baru, tempat parkir, dan lain-lain oleh penduduk tanpa mempertimbangkan kondisi sekitar. Dengan tidak adanya perubahan yang diterapkan, dipastikan pola di kawasan ini akan melebar dan menjadi tidak beraturan. Adanya perubahan tersebut juga secara tidak langsung menyebabkan penduduk setempat beradaptasi dengan memanfaatkan tanahnya untuk berbagai kegiatan sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti bertani dan beternak. Berdasarkan analisis aksesibilitas pola pemukiman tersebut, terdapat keterkaitan timbal balik antara pola permukiman leapfrog dengan aksesibilitas jalan di Kampung Tua Nongsa yang dapat berdampak di masa mendatang. ABSTRACT Kampung Tua Nongsa is one of the coastal settlement areas in the Batam region whose development pattern is in the form of a leapfrog. The leapfrog pattern that is created has an influence on an area, one of which is on road accessibility. Disturbed road accessibility requires infrastructure improvements which of course will incur supporting costs. Therefore, this study aims to determine the factors forming the leapfrog pattern in Nongsa Old Village and to show the ineffectiveness of this pattern on road circulation to the government and readers. The methodology used in this research is qualitative with data collection stages in the form of primary and secondary data through observation, interviews, documentation, and based on supporting reading sources. The data analysis technique is compiled with descriptive qualitative. The blocks of houses inhabited by each family head make this area have a hopping pattern. The existence of open land also provides opportunities for the formation of the leapfrog pattern. The open land is used as a new residence, parking lot, etc. by residents without considering the surrounding conditions. With no changes implemented, it is certain that the pattern in this area will widen and become irregular. These changes also indirectly caused the local population to adapt by utilizing their land for various activities according to their needs, such as farming and animal husbandry. Based on the analysis of the accessibility of these settlement patterns, there is a reciprocal relationship between the leapfrog settlement pattern and road accessibility in Kampung Tua Nongsa which may have an impact in the future. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.001 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- KONSEP HEALING THERAPEUTIC SEBAGAI MEDIA TERAPI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS,
STUDI KASUS: SEKOLAH ALAM INSAN MULIA SURABAYA Authors: Nur Rahmatul Lailiyah, Muchlisiniyati Safeyah Pages: 125 - 134 Abstract: Pendidikan menjadi salah satu aspek penting dalam menunjang keberlangsungan hidup setiap orang, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). ABK membutuhkan ruang lingkup pendidikan khusus yang dapat membantu proses perkembangan psikis dan fisiknya secara optimal. Keberadaan sekolah alam dengan konsep healing dapat menjadi wadah pembelajaran sekaligus alternatif proses terapi bagi ABK tanpa mengesampingkan pengobatan medis. Konsep healing therapeutic dijadikan sebagai kajian terhadap Sekolah Insan Mulia Surabaya yang saat ini menjalankan program sekolah inklusi berbasis alam. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen healing therapeutic yang diterapkan pada Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep healing therapeutic yang diterapkan pada Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya mencakup penerapan konsep hubungan indera manusia dan lingkungan serta konsep penyembuhan psikologis. Adapun wujud fisiknya berupa optimalisasi ruang interaksi sosial dan ruang pembelajaran yang dapat merangsang perkembangan saraf sensorik, motorik, maupun kognitif. Penerapannya dapat terlihat pada terciptanya ruang bersama yang interaktif, adanya penggunaan bahan-bahan alami yang bertekstur dan berpola, penggunaan warna pada bangunan dan fasilitasnya, serta pemanfaatan pemandangan alam sekitar. Namun terdapat beberapa aspek healing therapeutic yang hanya memberikan kenyamanan psikologis namun tidak menjadi media terapi terhadap ABK, seperti penggunaan material tembus pandang pada akses utama, meminimalkan penggunaan koridor lurus yang panjang, serta peletakan ruang privasi yang jauh dari area jalan. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.002 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- PERUBAHAN HUNIAN PADA HUNIAN TETAP GUNUNG MERAPI DAN PENGARUHNYA PADA
EKONOMI KELUARGA Authors: Maria Ariadne Dewi Wulansari, Felix Wisnu Isdaryadi Pages: 135 - 142 Abstract: Dalam program rekonstruksi paska erupsi Merapi, warga korban bencana dipindahkan ke lokasi yang aman dan telah diberi hunian tetap berupa rumah inti seluas 36 m2. Dalam studi ini, dilakukan pengamatan pada warga Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta untuk menilai kaitan perekonomian keluarga korban bencana dengan fenomena perubahan hunian sebagai pengembangan mandiri yang telah dilakukan oleh pengguna. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur terhadap 90 warga huntap, lalu diolah dengan statistik sederhana. Dari pengamatan yang dilakukan, warga Huntap Pagerjurang telah melakukan upaya renovasi untuk menyesuaikan kebutuhan ruang dalam huniannya. Kondisi ekonomi keluarga yang belum stabil paska bencana tidak menghalangi warga Huntap untuk melakukan perubahan fisik bangunan huniannya sesuai dengan kebutuhan maupun keinginannya. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan finansial ini. Dari temuan ini, muncul dugaan bahwa skema rumah dan kawasan tumbuh yang mudah untuk dikembangkan secara mandiri sesuai kebutuhan penggunanya sangat perlu dijadikan salah satu pertimbangan utama dalam solusi perumahan paska bencana di kemudian hari. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.003 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- KESESUAIAN RUANG PUBLIK DI DKI JAKARTA SEBAGAI RUANG KETIGA DI ERA DIGITAL
Authors: Firmansyah Bachtiar, VG Sri Rejeki, Riandy Tarigan, Antonius Ardiyanto, Albertus Sidharta Muljadinata Pages: 143 - 154 Abstract: Ruang Ketiga (Third Place) merupakan ruang interaksi sosial yang berada di antara Ruang Pertama (rumah) dan Ruang Kedua (tempat kerja). Pada era digital, Ruang Ketiga mulai mengalami transformasi yang mempengaruhi aktifitas dan ruang yang terbentuk di dalamnya. Narasi Ruang Ketiga muncul di DKI Jakarta untuk mendefinisikan beberapa ruang publik kota yang populer dikunjungi oleh warga karena daya tarik arsitektur atau aktivitasnya. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah berbagai Ruang Ketiga yang dinarasikan oleh media, kemudian melihat kesesuaiannya dengan teori Ruang Ketiga Oldenburg dan perbedaan karakternya di era digital. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan deduktif, dengan mengelaborasi karakteristik Ruang Ketiga Oldenburg yang dipadukan dengan temuan dari penelitian oleh Memarovic dan Simões Aelbrecht untuk melihat perkembangan Ruang Ketiga dalam konteks ruang publik kota pada era digital. Analisis dilakukan melalu persandingan elemen-elemen karakteristik Ruang Ketiga pada tujuh lokasi yang populer dinyatakan sebagai Ruang Ketiga di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ruang Ketiga di Jakarta adalah ruang yang berperan lebih sebagai ruang untuk menarik minat warga berkunjung karena kebutuhan eksistensi digital. Hal ini berbeda dengan karakteristik Ruang Ketiga Oldenburg yang lebih berperan sebagai ruang yang mendorong terjadinya komunikasi intensif dan intim antar pengunjung. Hasil temuan ini dapat menjadikan pijakan untuk meneliti lebih lanjut mengenai pencirian ulang terhadap Ruang Ketiga dalam konteks ruang publik kota dan kaitannya dengan perubahan gaya hidup digital di masyarakat. The Third Place is a space for social interaction between the First Place (home) and the Second Place (workplace). In the digital age, Third Place begins to experience a transformation that affects the activities and spaces that are formed within it. Third Place narrative was raised in DKI Jakarta to define public spaces that are popularly visited by residents because of their architectural attractiveness or activities. This research was conducted to analyze various Third Places narrated by the media, then to observe their suitability with Oldenburg's Third Place theory and its transformation in the digital era. This research was conducted using a qualitative research method through a deductive approach, by elaborating the characteristics of Oldenburg Third Place combined with findings from research by Memarovic and Aelbrecht to see the development of Third Place in the context of digital lifestyle and contemporary urban public space. The analysis is carried out by comparing the characteristic of the Third Place at seven popular locations that are declared as the Third Place in DKI Jakarta. The results of the study show that the Third Place in DKI Jakarta is a place that acts more as a space to attract residents to visit because of the need for digital existence. This is different from the characteristics of Oldenburg Third Place which encourages intensive and intimate communication between visitors. The results of these findings can serve as a basis for further research regarding the re-characterization of the Third Place in the context of urban public space and its relation to the impact of digital lifestyles in society. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.004 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- DIRECT AND INDIRECT EXPERIENCE OF NATURE PADA KAJIAN BANGUNAN KAFE DI
MALANG Authors: Komang Ayu Laksmi HS Sari, Antonio Heltra Pradana, Tittah Putri Lintang Wigati Pages: 155 - 168 Abstract: Desain dengan pendekatan unsur alami merupakan suatu hal yang umum telah dilakukan sejak pendahulu kita. Mulai dari desain yang mengikuti bentuk alam, penerapan arsitektur hijau hingga teknologi bangunan yang kini terintegrasi dengan unsur alam. Manusia membutuhkan alam dalam keberlangsungan hidupnya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan mereka. Sehingga pada penelitian ini berbekal prinsip Biofilik sebagai teori utama. Kafe adalah salah satu tempat yang kini digemari oleh sebagian besar penduduk di Malang, hal itu dibuktikan semakin pesatnya perkembangan bangunan kafe disetiap tahunnya. Nongkrong diruang terbuka dengan suasana alam adalah satu preferensi pengunjung dalam memilih kafe. Sehingga pada penelitian ini fokus pada kajian penerapan direct and indirect experience of nature (pengalaman langsung dan tak langsung akan alam) pada ketiga kafe yang telah dipilih. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi literature, obeservasi dan dokumentasi. Pada penelitian ini didapati direct experience of nature pada ketiga kafe dicapai dengan penerapan material kaca dan orientasi hadap bukaan guna memperoleh pencahayaan dan penghawaan alami, pengunaan elemen air, penataan lanskap ruang luar, penggunaan vegetasi pada interior dan antisipasi terhadap cuaca setempat. Sedangkan indirect experience of nature dicapai melalui penggunaan material alami pada elemen ruang, penggunaan warna cerah pada interior, adanya corak tumbuhan pada motif ubin dan bentuk fasad yang menyerupai pori-pori. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.005 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG KOTA TEMATIK DI KOTA MALANG Studi Parameter
Pendekatan (3B) Berkelanjutan, Berketahanan dan Berkearifan Authors: Amar Rizqi Afdholy, Hamka Hamka Pages: 169 - 182 Abstract: Peralihan fungsi kampung kota menjadi tempat wisata beberapa waktu ini sedang banyak terjadi di kota-kota besar seperti Kota Malang. Di Kota Malang terdapat puluhan kampung tematik hasil dari lomba kampung tematik yang diinisiasi pada tahun 2016, namun tidak banyak yang mampu bertahan dan berlanjut karena banyak faktor. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan parameter dan rekomendasi strategi pengembangan untuk mewujudkan wisata kampung kota tematik yang berkelanjutan, berketahanan, dan berkearifan (3B). Agar kampung kota tersebut mampu bertahan, beradaptasi, dan tumbuh dari tekanan dan guncangan pada kondisi tidak normal seperti bencana, sehingga kehidupan normal selanjutnya mampu pulih dengan cepat. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Proses analisis aspek berkelanjutan berdasarkan studi literatur terdahulu untuk merumuskan parameter dan strategi pengembangan kawasan kampung kota yang ada di Kota Malang. Dari hasil penelitian ditemukan aspek pengembangan berkelanjutan dan berketahanan yang perlu dipertimbangkan, meliputi aspek sosial budaya, ekonomi, teknologi, arsitektur, lingkungan, keterlibatan, politik, kelembagaan, legal, ekuitas, livabilitas, infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Parameter berkelanjutan meliputi kota cerdas, wisata, arsitektur dan lanskap berkelanjutan. Parameter berketahanan meliputi kebertahanan terhadap penyakit/ pandemi, komunitas, institusi, lingkungan kota, perubahan iklim, pangan dan energi. Sedangkan nilai berkearifan yang dapat diterapkan perlu disesuaikan dengan karakteristik lingkungan sosial budaya pada masing-masing kampung kota. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.006 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- KAJIAN DAN IMPLEMENTASI SEMIOTIKA ARSITEKTUR BETAWI PADA KONSEP
PERANCANGAN SITU SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA BETAWI Authors: Maheswara Prathama, Arief Rahman Pages: 183 - 190 Abstract: Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tanda dimana didalamnya terdapat pesan dan makna yang terkandung, Melalui Teori Semiotika Arsitektur, proses identifikasi terhadap karakteristik fisik dan makna suatu bangunan akan dapat lebih mudah tersampaikan. Arsitektur Betawi sebagai salah satu budaya lokal masyarakat tentunya perlu untuk dilestarikan agar eksistensi budaya lokal tersebut tidak tergerus oleh akulturasi budaya. Dalam konteks tersebut objek yang menjadi topik kajian adalah Rumah Tradisional Betawi dikarenakan Rumah Tradisional Betawi memiliki berbagai macam elemen arsitektur yang dapat diidentifikasi lebih dalam secara fisik dan makna-nya, oleh karena itu diperlukan penerapan Ilmu Semiotika Arsitektur dalam proses identifikasi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan data yang mendalam terkait aspek fisik dan makna (signifier dan signified) dari arsitektur betawi melalui kajian literatur ataupun pendapat ahli / budayawan. Sedangkan untuk proses penguraian dan pembentukan elemen arsitektur pada Rumah Tradisional Betawi dilakukan melalui proses Metode Decoding dan Encoding yang berfungsi untuk memudahkan penerapan Ilmu Semiotika Arsitektur dalam memahami Rumah Tradisional Betawi. Hasil penelitian ini menghasilkan konsep-konsep arsitektural betawi dengan hasil modifikasi terhadap implementasi fisik dan maknanya, sehingga nilai betawi pada desain dapat diterapkan pada berbagai aspek dan wujud baru tanpa menghilangkan esensi makna dan fisik aslinya PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.007 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- ANALYSIS OF SPACE USE AROUND THE MOSQUE AS AN ECONOMIC SPACE IN SYAIKHONA
KHOLIL MOSQUE MADURA Authors: Septia Heryanti, Oktavi Elok Hapsari Pages: 191 - 198 Abstract: The mosque is a center of worship for Muslims. Besides a place to pray, researchhas shown that the role of the mosque is not merely in spiritual concern. Mosques also have the role ofeducation, social and economic development. However, the relationship between the role of the mosque and the space use is yet unknown. The activity that creates space use should be analyzed to see whether created space meets the needs or not. This research aims to explore the space use of Syaikhona Kholil mosques in Bangkalan Madura. It has a unique layout with the tomb of the Indonesian ulama inside. Thus, the mosque is always crowded as a pilgrimage destination. The existence of this religious activity eventually led to economic activity to support the needs of the pilgrims, both religious needs and daily needs. Based on a qualitative approach, the primary data was collected through field observation, mapping of economic activities surrounding the mosque, and interviews. The result of the research shows that the activity of social and economic determined thespace used at the Syaikhona Kholil mosque. The economic space that are supporting the enlivenment of the mosque is not only shophouses, kiosks, and paddlers but also a large parking area. The tomb of KH Syaikhona Kholil affects the development of economic activities in the vicinity, changes the space usedaround it, and improves the lives of communities. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.008 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- TRANSFORMASI ARSITEKTUR HUNIAN PASCA BENCANA PADA KAWASAN PESISIR GAMPONG
KUALA CANGKOI KABUPATEN ACEH UTARA Authors: Cut Azmah Fithri, Soraya Masthura Hassan, Nasruddin Nasruddin Pages: 199 - 204 Abstract: Hunian pasca bencana yang telah di bangun pada kawasan yang terdampak bencana tidak sesuai dengan kebutuhan penghuni. Ruang yang tersedia tidak dapat menampung semua aktivitas. Akibatnya penghuni melakukan penambahan ruang dan massa bangunan di samping dan belakang hunian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi perubahan hunian pasca bencana dengan menggunakan empat indikator yaitu: kebutuhan identitas diri, penambahan jumlah keluarga,gaya hidup dan penggunaan teknologi. Metode yangdigunakan kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi.Hasil yang dari temuan penelitian bahwa perubahan hunian disebabkan penambahan jumlah anggota keluarga dan kebutuhan penggunaan alat-alat rumah tangga, sandang dan kendaraan sedangkan gaya hidup dan penggunaan teknologi tidak menjadi hal yang dapat mempengaruhi perubahan hunian. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.009 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
- PRINSIP DAN ELEMEN PARIWISATA BERKELANJUTAN SEBAGAI DAYA TARIK DAN
EKSISTENSI WISATA KULINER DI PASAR LAMA TANGERANG Authors: Andhi Seto Prasetyo, Nadia Resita Christantia Pages: 205 - 218 Abstract: Kawasan Pasar Lama Tangerang merupakan area inti dari kawasan Kota Lama Tangerang yang terbagi dalam tiga blok utama yaitu Blok Masjid Agung-Pendopo, Blok Stasiun Kereta Api dan Blok Kota Lama atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan kawasan Pasar Lama Tangerang. Aktivitas kebudayaan lama seperti kegiatan perdagangan masih terlihat didalam Blok Kota Lama terutama di koridor Jalan Ki Samaun yang menjadi pusat wisata kuliner. Lokasi kawasan ini terletak di Timur tepi sungai Cisadane. Lokasi yang strategis, meningkatnya pendapatan masyarakat dan kelengkapan jenis-jenis kebutuhan pokok dan makanan yang ditawarkan bisa menjadi alasan yang menyebabkan padatnya intensitas pengunjung ke kawasan Pasar Lama Tangerang. Kondisi tersebut mendorong untuk dilakukannya penelitian ini mengenai apa yang menyebabkan kawasan Pasar Lama Tangerang menjadi daya tarik wisata kuliner di Tangerang dengan intensitas pengunjung yang padat dan tetap eksis hingga sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja yang menjadikan kawasan Pasar Lama Tangerang sebagai daya tarik wisata kuliner di kota Tangerang dan bagaimana kawasan Pasar Lama Tangerang dapat tetap eksis hingga sekarang. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini berparadigma pada pendekatan induktif. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang mengharuskan peneliti untuk melakukan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan RTRW Kota Tangerang Tahun 2012-2032, Pasar Lama Tangerang merupakan Kawasan Perlindungan Setempat, secara umum arahan pemanfaatan ruangnya adalah penataan ruang, revitalisasi, peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan wisata. Kawasan Pasar Lama Tangerang sudah terbentuk lama sejak kedatangan orang Tionghoa datang dan membentuk permukiman pecinan di tepi Sungai Cisadane pada tahun 1513. Kawasan Pasar Lama Tangerang didukung dengan fasilitas transportasi yang cukup baik yang menghubungkan dengan beberapa lokasi di sekitar Kota Tangerang dan Jabodetabek. Beberapa hal yang menjadikan kawasan Pasar Lama Tangerang dipadati pengunjung dan tetap eksis hingga sekarang adalah terdapatnya prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan dan elemen-elemen kunci pariwisata kota berkelanjutan didalam kawasan tersebut. PubDate: 2023-02-23 DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v12i2.010 Issue No: Vol. 12, No. 2 (2023)
|