Authors:Mochammad Arif Hadi Maulana, Farida Wahyu Ningtyias, Mury Ririanty Pages: 1 - 14 Abstract: Latar Belakang: Keluarga nelayan di Puger Wetan kabupan Jember berisiko mengalami kerawanan pangan karena pendapatan yang fluktuatif sehingga kesulitan untuk mengakses pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizinya nelayan di Puger Wetan Kabupaten Jember berupaya melakukan food coping strategy agar terhindar dari kekurangan pangan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerawanan pangan dan menganalisis proses food coping strategyyang dilakukan oleh keluarga nelayan di Desa Puger Wetan Kabupaten Jember.Metode: Penelitian ini menggunakan teknik observasi, in-depth interview dan dokumentasi untuk mengeskplore food coping strategy oleh 20 keluarga nelayan yang terdiri dari keluarga nelayan pandhéga, nelayan perorangan, dan nelayan juragan di Dusun Krajan dan Mandaran, Puger Wetan pada bulan Juli 2019-Februari 2020. Penelitian ini fokus membahas tiga pilar kerawanan pangan rumah tangga secara mendalam, yakni non-availability of food, lack of food access dan improper utilization of food sebagai prediktor food coping strategy. Informasi yang dianalisis menggunakan analisis tematik yang kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan bagan.Hasil: Non-avalibaility of food dan lack of economy access menjadi dasar keluarga keluarga nelayan di Puger Wetan melakukan food coping strategy skala 1 hingga tingkat parah skala 3 selama musim laéb dan musim sedikit ikan. Tujuh upaya coping prioritas terdiri dari upaya mencari pekerjaan sampingan, menjual aset rumah tangga, migrasi, menerima makanan dari orang terdekat, mengubah prioritas pembelian pangan, mengurangi frekuensi makan dan menjalani hari tanpa makan. Seluruh upaya coping tersebut dimaksudkan oleh keluarga nelayan untuk tetap memperoleh pangan selama periode rawan pangan.Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan dibutuhkannya penguatan akses ekonomi dengan cara sistem permodalan nelayan dan kebijakan yang membebaskan pedagang asing untuk membeli ikan lokal demi pengayaan referensi harga ikan yang adil. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.1-14 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Ade Devriany, Emmy Kardinasari, Harindra - Pages: 15 - 20 Abstract: Latar Belakang: Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk tumbuh dan kembang bayi. Selain itu diketahui ASI yang memiliki kandungan gizi lengkap, bagi bayi juga mendapatkan stimulus sensori yang dari Ibu dengan menyusu. Berdasarkan WHO (2016) bahwa pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia hanya selama periode 2007-2014 sekitar 36%. Pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah sebesar 54,3% pada tahun 2016. Tumbuhan kelapa hijau (Cocos nucifera) sebagai salah satu hasil pertanian Indonesia yang banyak mengandung antosianin. Virgin Coconut Oil (VCO) diketahui memiliki potensi antioksidan alami. Minyak kelapa menjadi sumber utama asam lemak laurat yang merupakan komponen asam lemak di dalam ASI. Kekayaan komponen asam lemak dalam VCO membuatnya mampu menjadi bahan dasar untuk produksi asam lemak yang mirip dengan ASI.Tujuan: Mengidentifikasi efektifitas ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera) melalui oral dan backrolling massage terhadap produksi ASI Ibu di Kota Pangkalpinang.Metode: Jenis penelitian adalah quasi-eksperimental dengan rancangan penelitian Static-Group Comparison. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Wilayah Kota Pangkalpinang pada 36 Ibu postpartum yang terdiri dari 3 kelompok sampel yaitu 12 sampel pada kelompok intervensi oral ekstrak minyak kelapa hijau, 12 sampel pada kelompok intervensi dengan backrolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau dan 12 sampel pada kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan untuk menilai efektivitas terhadap eksperimen dilakukan Uji One Way Annova dengan menggunakan aplikasi pengolah data statistik.Hasil: Rata-rata volume ASI total tertinggi adalah 97,2 ml yaitu kelompok yang diberikan backrolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau dan yang terendah adalah 79,2 ml yaitu kelompok yang diberikan konsumsi ekstrak minyak kelapa hijau. Tidak ada perbedaan produksi ASI pada hari ketujuh pada kelompok Ibu postpartum yang diberikan konsumsi ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera), diberikan backrolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera) maupun kelompok control (nilai p=0,537)aKesimpulan: Tidak terdapat perbedaan produksi ASI kelompok Ibu yang diberikan konsumsi ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera), diberikan back rolling massage dengan ekstrak minyak kelapa hijau (Cocos nucifera) maupun kelompok kontrol. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.15-20 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Octapian Rolan Saragih, Theresia Pratiwi Elingsetyo Sanubari, Firdhan Aria Wijaya Pages: 21 - 31 Abstract: Latar Belakang: Perkembangan supermarket di Indonesia dipengaruhi oleh peningkatan populasi, antusiasme daya beli masyarakat dan permintaan kebutuhan produk yang dikonsumsi serta pertambahan pendapatan. Namun, pertambahan pendapatan tidak sepenuhnya mendukung pertumbuhan ritel di perkotaan karena terdapat perbedaan kelas sosial ekonomi. Disisi lain, perbedaan kelas sosial ekonomi membantu bertumbuhnya supermarket lokal, yang dapat membantu menjembatani masyarakat kelas menengah bawah untuk menikmati modernisasi, dalam sektor makanan dan pengadaan makanan. Kondisi tersebut juga berpengaruh pada peran perempuan dalam ketahanan pangan. Perempuan berperan penting dalam upaya untuk merencanakan, mengelola, dan menyiapkan pangan untuk keluarga. Konsumsi skala rumah tangga berkontrIbusi tinggi terhadap supermarket lokal.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi supermarket lokal dalam memberikan akses pangan Ibu rumah tangga di Kota Salatiga.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik photovoice dan akan dianalisis menggunakan analisis tematik.Hasil: Hasil eksplorasi dari penelitian ini memunculkan 4 tema besar yaitu memori bersama Ada Baru, akses dan fasilitas supermarket lokal Ada Baru, daya tarik Ada Baru: produk, cara membayar, dan persaingan harga, dan pelayanan yang diberikan terhadap konsumen.Kesimpulan: Supermarket Ada Baru memiliki kontrIbusi terhadap konsumsi pangan rumah tangga, hal itu juga didukung oleh era globalisasi. Era globalisasi meningkatkan kebiasaan berbelanja dan makan yang berkembang. Sehingga menyebabkan transformasi yang cepat ke makanan olahan. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.21-31 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Lesda Lybaws, Brigitte Sarah Renyoet, Theresia Pratiwi Elingsetyo Sanubari Pages: 32 - 43 Abstract: Latar Belakang: Di Indonesia, kemiskinan dan kelaparan masih menjadi permasalahan kemanusiaan serta merupakan salah satu penyebab masalah undernutrition. Kondisi kemiskinan menyebabkan orang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi salah satunya adalah kebutuhan akan pangan. Pangan sangat erat kaitannya dengan kehidupan bangsa. Ketahanan pangan menyatakan situasi pangan yang cukup dari segi kuantitas, kualitas, aman, beragam dan bergizi. Faktanya saat ini masih ada kelompok masyarakat yang merasakan kerawanan pangan, seperti golongan rumah tangga miskin karena ketimpangan pendapatan. Saat masa pandemi COVID-19 rumah tangga miskin semakin mengalami keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan pangan, karena lonjakan harga pangan dan pemutusan hubungan kerja yang menghambat akses ekonomi untuk membeli pangan cukup dan beragam, sehingga mereka harus melakukan beberapa strategi salah satunya adalah food coping strategies.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara food coping strategies dan ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kota Salatiga pada masa pandemi COVID-19.Metode: Metode kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional Study yang dilaksanakan di Kelurahan Gendongan, Kutowinangun Lor, Sidorejo Lor dan Blotongan, Kota Salatiga yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021. Total sampel 65 yang dihitung dengan menggunakan teknik simple random sampling. Kriteria inklusi adalah rumah tangga miskin yang merupakan penduduk asli menetap, memiliki anak bersekolah, pendapataan dibawah UMK Kota Salatiga. Pengukuran status ketahanan pangan rumah tangga menggunakan kuisioner US-HFSSM dan food coping strategies menggunakan kuisioner RCSI. Analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman dengan α=0,05.Hasil: Mayoritas (74%) rumah tangga miskin rawan pangan dengan derajat kelaparan sedang. Lima puluh lima persen rumah tangga miskin memiliki skor RCSI sedang. Bentuk coping yang sering dilakukan adalah dengan membatasi konsumsi makan pada orang dewasa (31%). Faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan perilaku food coping strategies adalah pendidikan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, pendapatan dan pengeluaran. Hasil uji korelasi menunjukan adanya hubungan signifikan antara food coping strategies dengan ketahanan pangan rumah tangga (Sig. 0,002).Kesimpulan: Penurunan pendapatan dan lonjakan harga pangan dampak pandemi COVID-19 mendorong rumah tangga melakukan coping strategies untuk mengatasi kerawanan pangan. Terdapat hubungan nyata yang signifikan dan arah hubungan negatif antara food coping strategies dan ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kelurahan Gendongan, Kutowinangun Lor, Sidorejo Lor dan Blotongan, Kota Salatiga. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.32-43 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Rahmad Wahyudi, Harfina Indriani, M.Shofwan Haris Pages: 44 - 52 Abstract: Latar Belakang: Stunting menjadi masalah kritis optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan balita. Kurangnya asupan makanan yang mengandung zat gizi menjadi salah satu faktor penentu penyebab kejadian stunting. Tahu salah satu makanan yang menjadi solusi untuk pencegahan stunting. Produksi tahu sebagian besar masih menggunakan koagulan cuka yang tidak ramah lingkungan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.Tujuan: Penelitian ini memanfaatan limbah produksi garam di wilayah madura sebagai tahu bahan organik ramah lingkungan bagi penderita stunting.Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Stikes Ngudia Husada Madura Bangkalan dan PT. Angler Biochemlab Surabaya dengan mengambil sampel limbah produksi garam (sari bahari) yang berada di wilayah madura. Dilakukan pembuatan tahu dengan bahan dasar kedelai dengan koagulan berbeda. Tahu A dengan koagulan cuka sedangkan Tahu B dengan koagulan nigari atau sari bahari. Dilakukan proses pemanasan dan dilakukan proses pengepresan dan pencetakan tahu kemudian dilakukan uji analisis kandungan, uji pH sisa limbah perasan tahu, masa dan tekstur tahu.Hasil: penelitian menunjukan volume limbah sisa air perasan tahu cuka 225 ml lebih banyak dari pada tahu sari bahari 25 ml, pH tahu cuka cenderung asam dengan nilai 4,8 sedangkan tahu sari bahari cenderung basa dengan nilai 6,7. Uji kandungan tahu sari bahari dengan indikator protein (18,3 g), lemak (3,99 g) dan kadar air (73 g) lebih tinggi dari tahu cuka dengan nilai protein (17,4 g), lemak (10,9), kadar air (67,3 g).Kesimpulan: Makanan dengan kandungan protein tinggi diperlukan tubuh untuk membangun matriks tulang dan mempengaruhi pertumbuhan tulang. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.44-52 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Tri Dewanti Widyaningsih, Muhammad Fawzul Alif Nugroho, Arya Ulilalbab Pages: 53 - 62 Abstract: Latar Belakang: Kebiasaan mengkonsumsi herbal dan rempah-rempah tinggi antioksidan dalam sediaan jamu tradisional telah dilakukan secara luas, tetapi tidak semua masyarakat menyukai jamu tradisional. Salah satu alternatif untuk meningkatkan konsumsi minuman fungsional tinggi antioksidan yaitu dengan melakukan formulasi aneka herbal dengan komposisi rosella, secang, kayu manis dan cengkeh. Pemilihan bahan tersebut selain sebagai upaya diversifikasi, juga diharapkan dapat bersinergi meningkatkan karakteristik sensori. Tujuan: Mendapatkan formula optimal wedang uwuh berbasis rosella merah sebagai minuman fungsional.Metode: Optimasi formula wedang uwuh berbasis rosella menggunakan metode Response Surface Methodology (RSM) dengan variabel bebas yaitu serbuk kelopak rosella merah, serbuk secang, serbuk kayu manis, dan serbuk cengkeh. Respon yang digunakan yaitu aktivitas antioksidan metode DPPH, total fenol dan total flavonoid. Formula optimal selanjutnya diuji dengan ketiga parameter tersebut menggunakan spektrofotometer.Hasil: Formula optimal yang diperoleh berdasarkan analisis RSM yaitu serbuk kelopak rosella merah 1,891 gr, serbuk kayu secang 1,34, serbuk kayu manis 0,206 dan serbuk cengkeh 0,063 dengan nilai desirability 1. Aktivitas antioksidan formula tersebut setelah dilakukan verifikasi yaitu 37,007 ± 0,0466 mg TE/g, total fenol 40,9542 ± 0,0634 mg GAE/g dan total flavonoid 19,842 ± 0,488 mg QE/g. Kesimpulan: Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai prediksi dan verifikasi terhadap ketiga respon sehingga formulasi yang disarankan oleh optimasi mixture design pada design expert baik untuk diterapkan. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.53-62 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Deny Yudi Fitranti, Khusana Aniq, Rachma Purwanti, Dewi Marfu'ah Kurniawati, Hartanti Sandi Wijayanti, Rani Ridowahyu Saphira Pages: 63 - 71 Abstract: Latar Belakang: Perilaku self-made diet dan intensitas latihan yang tinggi pada anggota komunitas akan berdampak buruk bagi fungsi ginjal dan komposisi tubuh mereka.Tujuan: Menganalisis hubungan asupan makan dan intensitas latihan dengan fungsi ginjal dan komposisi tubuh pada komunitas gym.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan di beberapa pusat kebugaran di Kota Semarang dan melibatkan 54 pria anggota komunitas gym berusia 19-53 tahun. Data komposisi tubuh diperoleh menggunakan BIA. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data intensitas latihan (durasi, frekuensi dan lama Latihan) sedangkan asupan makan menggunakan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. Pemeriksaan kadar ureum menggunakan metode kalorimetri sedangkan kadar kreatinin menggunakan metode jaffe reaction. Analisis data menggunakan uji Rank-Spearman dan uji regresi linear berganda.Hasil: Mayoritas subjek memiliki frekuensi latihan sebanyak 5-7 kali dalam seminggu dengan rerata durasi 105,5±35,8 menit per kunjungan. Sebesar 85,2% subjek memiliki kadar ureum yang tinggi. Terdapat korelasi negatif antara asupan energi, protein, lemak dan durasi latihan dengan persen lemak tubuh. Semakin tinggi lama latihan dan semakin rendah asupan karbohirat maka massa otot dan tulang akan semakin meningkat. Peningkatan asupan protein dan lemak serta frekuensi latihan per pekan dapat meningkatkan kadar ureum dalam tubuh. Hasil uji multivariat menyatakan bahwa frekuensi latihan berpengaruh terhadap kadar ureum (21,5%) sedangkan durasi latihan memiliki pengaruh sebesar 9,7% terhadap persen lemak tubuh.Kesimpulan: Semakin lama frekuensi latihan per pekan maka semakin tinggi kadar ureum dalam darah dan semakin lama durasi latihan tiap kunjungan maka semakin rendah persen lemak tubuh. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.63-71 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Yunita Vera Lestari, Theresia Pratiwi Elingsetyo Sanubari, Firdhan Aria Wijaya Pages: 72 - 81 Abstract: Latar Belakang: Akses pangan merupakan cara yang dilakukan untuk menjangkau pangan oleh setiap rumah tangga terhadap pangan yang tersedia. Apabila rumah tangga kurang maksimal dalam mengakses pangan maka rumah tangga tersebut rentan akan pangan termasuk rumah tangga petani. Petani bukan hanya berperan penting dalam memproduksi pangan untuk masyarakat tetapi juga petani juga memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya secara beragam. Keikutsertaan rumah tangga petani dalam organisasi kelompok tani menjadi salah satu alternatif.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aksesibilitas rumah tangga petani di Kota Salatiga yang tergabung dalam suatu organisasi untuk memenuhi kebutuhan pangannya.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan pangan di tempat tinggal partisipan yang bergabung dalam SPPQT (Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah) berada pada kondisi pangan cukup dan tidak rawan serta akses pangan yang dilakukan partisipan bermacam-macam dalam pemenuhan pangan rumah tangga. Selama pandemi COVID-19, hadir organisasi lainnya bernama KPI (Koalisi Perempuan Indonesia). Kedua organisasi yang diikuti oleh partisipan tidak berpengaruh dalam akses untuk pemenuhan pangan rumah tangga.Kesimpulan: bahwa partisipan memiliki akses yang mudah dalam pemenuhan pangan agar dapat tercukupi dan organisasi yang diikuti oleh partisipan tidak memberikan pengaruh pada pemenuhan pangan hanya saja membantu dalam pemberdayaan yang meningkatkan pengalaman serta kreativitas anggotanya dalam mengolah pangan lokal. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.72-81 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Yunita Satya Pratiwi, Hadi Munarko, Ifwarisan Defri, Abdul Azis Akbar, Nadia Shoukat Pages: 82 - 90 Abstract: Latar Belakang: Stunting pada balita merupakan masalah gizi yang masih banyak terjadi di Kabupaten Jember dengan prevalensi sebesar 37,94% pada tahun 2021. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan diversifikasi pengolahan pangan berbahan dasar ikan tongkol (Euthynnus affinis) yang jumlahnya melimpah di Kabupaten Jember. Bakso ikan tongkol diberi perlakuan pengenyal dan diperkaya dengan tepung ikan teri (Stolephorus spp) yang kaya akan mineral mikro yang berpotensi meningkatkan imunitas balita stunting. Tujuan: Menganalisis pengaruh tepung ikan teri dan pengenyal terhadap kadar mineral mikro bakso ikan tongkol. Metode: Penelitian menggunakan pre dan post test dengan rancangan acak kelompok. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial 3x3 dengan 3 kali ulangan. Perlakuan meliputi penambahan tepung ikan teri (0%, 18% dan 35%), dan pengenyal (tanpa pengenyal, karagenan, dan sodium tripolyphosphate (STTP)). Sampel terdiri dari kelompok perlakuan berjumlah 24 dan kelompok kontrol berjumlah 3. Mineral mikro yang diukur adalah besi, yodium dan selenium. Data dianalisis dengan Two-way Variance of Analysis (ANOVA).Hasil: Bakso ikan tongkol tanpa perlakuan menunjukkan kadar besi 31,72 ± 0,05 mg/100 g, yodium 2,31 ± 0,03 µg/100 g dan selenium 1,69 ± 0,20 µg/100 g.Kesimpulan: Penambahan tepung ikan teri atau pengenyal atau interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kadar mineral mikro bakso ikan tongkol. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.82-90 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Azzahra Nur Fadhilah, Betty Yosephin Simanjuntak, Miratul Haya Pages: 91 - 99 Abstract: Latar belakang: Peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa remaja akibat adanya pertumbuhan dan menstruasi yang dialami remaja putri menyebabkan remaja putri rentan terkena kurang darah. Anemia merupakan kondisi yang menunjukkan kadar hemoglobin darah kurang dari standar. Rendahnya pengetahuan remaja tentang anemia merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung. Ada banyak jenis media yang dapat digunakan dalam menyampaikan edukasi tentang anemia baik media visual maupun audiovisual.Tujuan: Menganalisisi artikel tentang efektivitas media edukasi gizi terhadap peningkatan pengetahuan remaja dalam pencegahan anemia.Ulasan: Penelitian ini adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel yang memiliki relevansi terhadap topik tertentu yang bisa diperoleh dan dipublikasi di berbagai sumber. Dari sembilan artikel terdapat lima artikel yang menunjukan terjadinya peningkatan skor rata-rata pengetahuan remaja setelah diberikan edukasi dengan menggunakan media visual, satu artikel yang menunjukan terjadi peningkatan skor pengetahuan setelah diberi edukasi dengan media audiovisual, dan tiga artikel yang menunjukan bahwa setelah diberikan edukasi dengan menggabungkan media visual dan audiovisual berdampak pada peningkatan skor rata-rata pengetahuan remaja.Kesimpulan: Media visual dan audiovisual efektif digunakan secara bersamaan untuk membantu meningkatkan pengetahuan remaja dalam pemberian edukasi gizi tentang anemia. Dalam penyampaian edukasi gizi mengenai anemia pada remaja disarankan untuk menggunakan kombinasi media visual dan audiovisual secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang efektif. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.91-99 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Khintan Putriani Silalahi, Yuliana Reni Swasti, Franciscus Sinung Pranata Pages: 100 - 111 Abstract: Latar Belakang: Aktivitas radikal bebas yang merusak protein, DNA, dan membran sel tubuh manusia menyebabkan stres oksidatif, sehingga diperlukannya antioksidan untuk menetralkan efek radikal bebas. Antioksidan yang sudah ada dan umum digunakan berupa antioksidan sintesis, bila penggunaanya dalam skala besar dapat memberi dampak buruk pula bagi kesehatan.Tujuan: Review ini bertujuan untuk mengetahui potensi produk samping pengolahan buah jeruk sebagai sumber antioksidan alami, metode ekstraksi dan evaluasi antioksidan, serta pengaplikasian di bidang pangan.Diskusi: Buah jeruk sudah dikenal sebagai buah yang memiliki banyak manfaat kesehatan, serta adanya kandungan metabolit sekunder berupa senyawa polifenol dalam buah jeruk yang berperan sebagai senyawa antioksidan alami. Produk samping hasil pengolahan buah jeruk berupa kulit dan biji jeruk dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan senyawa antioksidan. Aplikasinya dalam produk pangan memberi nilai tambah terhadap kemampuan antioksidan dan mencegah terjadinya oksidasi lipid.Kesimpulan: Produk samping olahan jeruk berupa kulit jeruk freeze-dried bentuk bubuk dapat diekstraksi metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE), menghasilkan aktivitas antioksidan yang tinggi, dengan kemampuan mengekstrak senyawa polifenol jenis antioksidan lipofilik dan hidrofilik. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.100-111 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)
Authors:Ferdiansyah Sultan Ayasasmita R, Kezia Eirene Simanjuntak, Amalia Citra Octavia, Arya Satya Rajanagara, Dhika Jannatal Ma'wa, Ega Sultan Rischella, Budi Utomo Pages: 112 - 121 Abstract: Latar Belakang: Diet ketogenik merupakan diet tinggi lemak, rendah karbohidrat, dan cukup protein. Diet ini sudah lama digunakan sebagai terapi pada pasien epilepsi refrakter, namun belum banyak studi mengenai efek jangka panjang diet ini.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh diet ketogenik terhadap ketebalan dan elastisitas arteri karotis penderita epilepsi.Ulasan: Pencarian literatur dilakukan melalui search engine berupa Pubmed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Empat artikel penelitian memenuhi kriteria inklusi, kemudian dilakukan tinjauan sistematis menggunakan diagram alir PRISMA dan JBI critical appraisal. Keempat penelitian terpilih melibatkan pasien epilepsi refrakter dari kelompok usia anak dan dewasa muda (13 bulan - 31 tahun) yang diintervensi dengan pemberian terapi diet ketogenik selama minimal 6 bulan. Elastisitas arteri karotis menurun secara signifikan pada pemberian diet ketogenik selama 12 bulan (p<0,001). Namun, penurunan elastisitas arteri karotis tidak diikuti dengan adanya perubahan yang signifikan pada ketebalan dinding arteri karotis, yang dinilai menggunakan carotid intima media thickness (CIMT). Sebagian besar studi menemukan adanya peningkatan risiko kardiovaskular oleh karena adanya peningkatan profil lipid dan kekakuan arteri karotis.Kesimpulan: Secara kesimpulan, diet ketogenik mempengaruhi elastisitas arteri karotis tanpa mengubah ketebalannya. Diet ketogenik juga meningkatkan kadar lipid secara reversible dan diduga dapat meningkatkan risiko kardiovaskular pada pasien epilepsi refrakter. PubDate: 2022-03-18 DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.112-121 Issue No:Vol. 6, No. 1 (2022)