Authors:Heri Gunawan, Ismail AB, Rahmi Susanti Abstract: Perilaku seksual berisiko menjadi masalah utama dalam kesehatan reproduksi remaja. Hal ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas dan kesehatan remaja di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model prediksi regresi logistik biner pada determinan perilaku seksual berisiko remaja di Kalimantan Timur. Penelitian ini adalah penelitian non reactive research yang dilakukan pada 370 remaja usia 10-24 tahun dari data sekunder yakni data SKAP 2019. Data dianalisis dengan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, pengetahuan penyakit IMS, sikap terhadap perilaku seksual berpengaruh signifikan dengan perilaku seksual berisiko remaja di Kalimantan Timur. Hasil regresi logistik biner menunjukkan variabel umur, pengetahuan penyakiy IMS dan sikap terhadap perilaku seksual memiliki pengaruh terhadap perilaku seksual berisiko remaja di Kalimantan Timur. Temuan ini menunjukkan pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan meningkatkan pengawasan orang tua pada remaja PubDate: 2023-11-30 DOI: 10.19184/biograph-i.v3i2.34418 Issue No:Vol. 3, No. 2 (2023)
Authors:Rani Yunita, Andrei Ramani, Ni'mal Baroya Abstract: Strategi pemerintah Indonesia untuk menekan pertumbuhan penduduk dilakukan melalui program Keluarga Berencana. Remaja termasuk sasaran program KB diharapkan agar mampu memiliki perencanaan yang baik terkait penggunaan kontasepsi di masa depan sehingga semua remaja memiliki akses terhadap informasi, konseling dan ketentuan kontrasepsi, dan tidak terjadi penyalahgunaan alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan keinginan remaja menggunakan kontrasepsi di masa mendatang yang dilihat dari faktor internal (jenis kelamin, usia, kuintil kekayaan, tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan) dan faktor eksternal (akses media massa, diskusi kesehatan reproduksi, serta sumber informasi dan konseling kesehatan reproduksi). Penelitian ini merupakan penelitian non reaktif dengan desain cross sectional. Data pada penelitian ini didasarkan pada hasil SDKI 2017 dengan besar sampel sebanyak 19.912 responden. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji asosiasi dan multivariat dengan uji regresi logistik dengan nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja pria yang berusia 15-19 tahun dengan kuintil kekayaan terbawah, tidak pernah sekolah, tidak mengakses televisi, tidak berdiskusi dengan teman, keluarga dan petugas kesehatan, serta remaja yang tidak mengetahui sumber informasi dan konseling kesehatan reproduksi merupakan determinan remaja yang tidak ingin menggunakan kontrasepsi di masa mendatang. Pemanfaatan media sosial (internet) untuk mendapatkan informasi terkait kesehatan reproduksi, peningkatan kualitas pelayanan konseling yang telah tersedia serta membangun komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja perlu dilakukan untuk meningkatkan keinginan menggunakan kontrasepsi pada remaja. PubDate: 2023-11-30 DOI: 10.19184/biograph-i.v3i2.29828 Issue No:Vol. 3, No. 2 (2023)
Authors:Winda Wulandari, Sulistiyani Sulistiyani, Ninna Rohmawati Abstract: Anemia pada ibu hamil termasuk masalah kesehatan masyarakat utama dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi. Berdasarkan data laporan pelayanan ANC Terpadu dan SHK Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso tahun 2020, Puskesmas Tenggarang Kabupaten Bondowoso memiliki prevalensi anemia tertinggi pada ibu hamil sebesar 41,04%. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko anemia pada ibu hamil meliputi frekuensi kunjungan ANC dan ukuran konsumsi zat gizi. Penelitian ini menggunakan desain case-control pada September-Oktober 2022. Populasi penelitian adalah ibu hamil anemia dan tidak anemia berdasarkan data pelayanan ANC terpadu dan SHK sejumlah 353 ibu hamil. Sampel sejumlah 42 kasus dan 42 kontrol yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Spearman’s rho. Faktor risiko yang berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil yaitu tingkat konsumsi energi (p-value= 0,005), protein (p-value= 0,001), dan zat besi (p-value= 0,000). Tingkat konsumsi zat besi merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (nilai koefisien korelasi (-0,542*), artinya ibu hamil yang konsumsi zat besinya kurang dari normal (defisit) dapat berisiko tinggi mengalami anemia selama kehamilan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan konsumsi makanan bergizi bagi ibu hamil terutama zat besi dari hewani, dan perlu adanya peningkatan pengetahuan bagi ibu hamil dan keluarga terkait pentingnya konsumsi makanan bergizi dan berkualitas pada suami dan keluarga agar ibu hamil mendapat dukungan emosional dan dukungan finansial dalam memenuhi kebutuhan gizi. PubDate: 2023-11-30 DOI: 10.19184/biograph-i.v3i2.34900 Issue No:Vol. 3, No. 2 (2023)
Authors:Arina Nur Hidayah, Wiwik Afridah Abstract: Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, Indonesia menjadi salah satu negara terbanyak di dunia dengan penduduk terinfeksi Hepatitis B sebanyak 13 juta orang. Satu dari 20 penduduk di Jakarta diperkirakan terinfeksi Hepatitis B serta sebagian besar ibu hamil yang terinfeksi Hepatitis B. Tujuan literature review untuk mengetahui faktor penyebab Hepatitis B ibu hamil berdasarkan pasangan seksual, penggunaan jarum suntik (riwayat transfusi), riwayat vaksin Hepatitis B dan lingkungan tempat tinggal. Penelitian menggunakan metode literature review dengan menggunakan database dari google scholar dan portal garuda dengan kata kunci: faktor kejadian, HBsAg, Hepatitis B dan Ibu hamil. Hasil pencarian artikel yang sesuai diperoleh 10 dan terdapat 8 artikel yang relevan dengan topik penelitian. Hasil literature review mengenai faktor penyebab Hepatitis B pada ibu hamil menunjukkan bahwa terdapat 2 dari 8 artikel menyatakan faktor pasangan seksual, 3 dari 8 artikel menyatakan faktor riwayat penggunaan jarum suntik, 1 dari 8 artikel menyatakan faktor riwayat vaksin Hepatitis B dan 4 dari 8 artikel menyatakan faktor tempat tinggal. Jumlah pasangan seksual, riwayat penggunaan jarum suntik (transfusi darah), riwayat vaksin dan lingkungan tempat tinggal merupakan faktor penyebab Hepatitis B pada ibu hamil. Tetap setia mempertahankan satu pasangan saja penting untuk menghindari penularan Hepatitis B mengingat pasangan seksual lebih dari satu, berisiko menularkan Hepatitis B. Bila ibu hamil belum pernah mendapatkan vaksin Hepatitis B segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk segera mendapatkan vaksin Hepatitis B, serta menerapkan pentingnya sanitasi yang baik di lingkungan tempat tinggal. Pelayanan kesehatan perlu terus melakukan promosi kesehatan terkait dengan pentingnya pencegahan dan deteksi dini Hepatitis B khususnya pada ibu hamil. PubDate: 2023-11-30 DOI: 10.19184/biograph-i.v3i2.31510 Issue No:Vol. 3, No. 2 (2023)
Authors:Nurul Aini Agustina, Dwi Handarisasi Abstract: Proporsi lansia di Indonesia mencapai 10,82% dan penduduk lansia tertinggi berada di Kecamatan Tongas dengan penduduk perempuan lansia sebanyak 4.840 orang. Peningkatan populasi lansia dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Perempuan lansia yang tinggal di wilayah pesisir pada umumnya memiliki peran ganda dalam membantu perekonomian keluarga sehingga mengalami penuruan status kesehatan, timbulnya penyakit degeneratif, dan kondisi ketergantungan pada usia produktif. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup perempuan lansia di wilayah pesisir Puskesmas Tongas. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional, besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 127 orang, teknik pengambilan datanya menggunakan teknik wawancara, dan teknik analisis secara bivariat. Penelitian ini menunjukkan bahwa 68,5% perempuan lansia memiliki kualitas hidup yang baik. Namun, perlu adanya pengoptimalan dukungan keluarga kepada responden yang memiliki kualitas hidup kurang. PubDate: 2023-11-30 DOI: 10.19184/biograph-i.v3i2.34360 Issue No:Vol. 3, No. 2 (2023)