Authors:Vicky Samantha, Firman Parulian Sitanggang, Elyasanti Dwi Martadiani, Made Widhi Asih Abstract: Trauma thoracolumbar merupakan salah satu jenis trauma pada tulang yang dapat menyebabkan disabilitas, deformitas dan defisit neurologis, baik secara transien maupun permanen. Dampak keterlambatan diagnosis trauma thoracolumbar dapat menyebabkan kecacatan secara permanen dan mengurangi kualitas hidup. Oleh karena itu, klasifikasi berdasarkan pencitraan perlu dilakukan sesegera mungkin untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik gambaran radiologi computed tomography pada pasien trauma thoracolumbar RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah tahun 2022. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode cross sectional dengan jenis penelitian berupa deskriptif retrospektif. Pengumpulan sampel diperoleh melalui data pasien dengan trauma thoracolumbar di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah pada tahun 2022. Analisis data penelitian ini berupa analisis deskriptif berupa frekuensi dan persentase pada data kategorik serta rata-rata dan standar deviasi pada data numerik menggunakan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 26.0. Berdasarkan usia, didapatkan responden terbanyak yang mengalami trauma thoracolumbar berada pada usia 51-59 (31,3%). Berdasarkan jenis kelamin, pasien laki-laki (68,7%) dan perempuan (31,3%). Berdasarkan gejala klinis, pasien dengan nyeri punggung (90,7%) dan gangguan neurologis (28,1%). Berdasarkan riwayat pencitraan radiologis, didapatkan listhesis (21,9%), korpus kompresi (100%), korpus retropulsi (78,1%), dislokasi facet (6,3%), interspinous distance (3,1%). Berdasarkan tipe trauma dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tipe compression (15,6%), tipe burst (78,1%), dan tipe chance (12,5%). Rerata canal encroachment juga ditemukan sebesar 37,63 ± 27,97. Karakteristik responden yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu usia, jenis kelamin, gejala klinis, dan pencitraan radiologis dengan CT Scan PubDate: 2023-05-23 Issue No:Vol. 15, No. 1 (2023)
Authors:Sia Gibran Damar Pangayoman Abstract: Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh panas yang ekstrem, bahan-bahan kimia, listrik, radioaktivasi, dan paparan sinar matahari yang berkepanjangan. Daun binahong mengandung senyawa flavonoid, saponin, asam askorbat, asam ursolik, dan asam oleanolat yang meningkatkan angiogenesis dan merangsang pembentukan kolagen yang berperan dalam perkembangan kesembuhan luka. Studi ini bertujuan membuktikan dampak diberikannya ekstrak daun binahong terhadap proses penyembuhan cedera bakar derajat II. Metode yang diimplementasikan dalam studi ini merupakan metode Post Test Only Control Group Design. Studi ini membutuhkan sampel, yaitu 25 ekor., sampel terbagi dalam 5 bagian, yaitu diberikannya basis salep (K), diberikannya ekstrak daun Binahong (P1), diberi ekstrak daun Binahong 20% (P2), diberi ekstrak daun Binahong 40% (P3), serta diberi salep silver sulfadiazine 1% (P4) diberikan perlakuan selama 30 hari. Data dianalisis menggunakan uji Repeated measure ANOVA yang diproses melalui uji Tukey. Temuan penelitian mendeskripsikan bahwa nilai uji Repeated measure ANOVA adalah P Value 0,000 yang menunjukan adanya perbedaan yang berarti antara tiap kelompok perlakuan. Hasil uji Tukey adalah P Value signifikan pada kelompok ekstrak daun binahong 20% (P2) daripada hasil dari tim lainnya, kesimpulan dari hasil temuan adalah ekstrak daun binahong 20% berdampak pada reduksi area permukaan luka bakar. PubDate: 2023-05-23 Issue No:Vol. 15, No. 1 (2023)
Authors:Amelia Sari Pratiwi, Kartinah Kartinah Abstract: Personal hygiene merupakan faktor penting dalam mempertahankan derajat kesehatan individu. perilaku personal hygiene lansia yang harus dipenuhi, yaitu merupakan kebutuhan dasar yang meliputi perawatan kulit, mandi, perawatan mulut, perawatan mata, hidung, telinga, perawatan rambut, serta perawatan kaki dan kuku. Peningkatan personal hygiene dan perlindungan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan merupakan perlindungan khusus yang dapat mempengaruhi tingkat Kesehatan. hasil wawancara dengan 6 responden didapatkan data bahwa perilaku personal hygiene lansia di Posyandu Dewi Ratih 2 dinyatakan kurang baik dalam memperhatikan kebersihan diri terutama pada kebersihan gigi dan mulut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran personal hygiene yang berfokus pada lansia di desa Ngadirejo. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling dan mendapatkan 92 lansia. Hasil dari penelitian ini diperoleh sebagian besar lansia berperilaku membersihkan badan atau kulit dengan kategori cukup yaitu sebanyak 49 lansia (53,3 %). sebagian besar lansia berperilaku membersihkan kuku dengan kategori cukup yaitu sebanyak 71 lansia (77,2 %) sebagian besar lansia berperilaku membersihkan rambut dengan kategori cukup yaitu sebanyak 77 lansia (83,7 %). sebagian besar lansia berperilaku berpakaian dengan kategori kategori cukup yaitu sebanyak 67 lansia (72,8 %). sebagian besar lansia berperilaku membersihkan gigi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 68 lansia (73,9%) sebagian besar lansia berdandan dengan kategori cukup yaitu sebanyak 71 lansia (77,2 %). sebagian besar lansia berperilaku membersihkan telinga dengan kategori cukup yaitu sebanyak 76 lansia (82,6 %). sebagian besar lansia berperilaku melakukan kebersihan umum dengan kategori cukup yaitu sebanyak 60 lansia (65,2 %). sebagian besar lansia berperilaku menjaga personal hygiene dalam kategori cukup yaitu sebanyak 52 lansia (56,5%). Kesimpulan : Perilaku personal hygiene lansia di posyandu lansia desa Ngadirejo Sebagian besar pada kategori cukup. PubDate: 2023-05-08 Issue No:Vol. 15, No. 1 (2023)
Authors:Nafisa Zulpa Elhapidi, Priska Amanda Kalew, Edlin Gisela Darmadji, Indry Agatha Rihi Pake, Sheren Regina Abstract: Sepsis merupakan kondisi disfungsi organ yang disebabkan oleh terganggunya respon inflamasi tubuh dalam mengatasi infeksi. Acute kidney injury (AKI) merupakan keadaan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) secara tiba-tiba selama ' 7 hari, peningkatan kreatinin serum '0.3 mg/dL dalam 48 jam atau peningkatan kreatinin serum '1.5 kali dari nilai awal dalam 7 hari atau volume urin <0.5 mL/kgBB/jam selama 6 jam. Sepsis-associated acute kidney injury (S-AKI) adalah komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien sepsis yang dirawat dan meningkatkan risiko perburukan penyakit dan risiko mortalitas. Beberapa faktor risiko dikatikan dengan terjadinya S-AKI tetapi faktor risiko secara lengkap belum sepenuhnya diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko terjadinya S-AKI. Desain penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka terkait faktor risiko terjadinya AKI pada pasien sepsis. Sumber pustaka diperoleh dari Pubmed, Google Scholar, ScienceDirect, Ebsco dan Hindawi yang dipublikasikan dalam 5 tahun terakhir. Secara keseluruhan faktor risiko terjadinya AKI pada pasien sepsis adalah jenis kelamin, ras, riwayat gagal jantung, diabetes, obesitas, penggunaan Angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEI) atau angiotensin II receptor blockers (ARB), bilirubin, kreatinin, blood urea nitrogen (BUN) dan ventilasi mekanik. S-AKI merupakan komplikasi yang umum terjadi pada pasien sepsis. Faktok risiko S-AKI harus dinilai sejak dini untuk mengurangi risiko mortalitas. PubDate: 2023-05-08 Issue No:Vol. 15, No. 1 (2023)
Authors:Wahyu Eka Shaputri, Naomi Esthernita Dewanto Abstract: Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi pada anak. Tingkat pendidikan orang tua khusunya ibu, berkaitan dengan pemahaman pemberian nutrisi yang baik untuk anak. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun di RS Sumber Waras Jakarta Barat. Jenis penelitian ini bersifat observasional menggunakan desain cross- sectional (potong lintang) dengan data rekam medik sebanyak 64 peserta anak berusia 1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun. Metode statistika yang digunakan untuk menguji korelasi antar variabel pada penelitian ini adalah uji korelasi kendall’s tau. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan p value 0.003 (<0.05), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun. Terdapat korelasi koefisien positif sebesar r 0.323, hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin baik status gizi anak. Dengan demikian hasil penelitian ini terdapat hubungan yang erat antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun di RS Sumber Waras Jakarta Barat. Oleh karena itu penting untuk melihat tingkat pendidikan dan pemahaman ibu agar dapat memenuhi status gizi yang baik pada anak. PubDate: 2023-05-08 Issue No:Vol. 15, No. 1 (2023)