|
|
- SKRINING UJI TOKSISITAS AKUT LIMA RIMPANG SUKU ZINGIBERACEAE MENGGUNAKAN
EMBRIO IKAN ZEBRA Authors: Anggra Paramita, Indra Wibowo, Muhamad Insanu Pages: 1 - 9 Abstract: Tumbuhan suku Zingiberaceae dikenal sebagai sumber obat tradisional. Pemanfaatan sebagai tanaman obat sudah dikenal secara turun temurun dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengujian toksisitas untuk mengevaluasi dan memprediksi keamanan penggunaan tanaman obat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut dari ekstrak dan fraksi temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), temu mangga (Curcuma mangga Roxb.), jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. rubrum), bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) dan kencur (Kaempferia galanga L.) berdasarkan nilai LC50 (Lethal concentration 50). Proses ekstraksi rimpang dari tanaman temu hitam, temu mangga, jahe merah, bangle, dan kencur dengan ekstraksi sinambung menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang dihasilkan difraksinasi menggunakan pelarut bertingkat (n-heksan, etil asetat dan air). Pengujian toksisitas akut dilakukan menggunakan ikan zebra. Dari pengamatan diperoleh perbedaan morfologi embrio dan larva ikan zebra yang dipaparkan dengan ekstrak etanol, fraksi etil asetat maupun fraksi air jika dibandingkan dengan kontrol negatif yang berisi media E3 1X. Perbedaan tersebut antara lain edema perikardial, edema kantong kuning telur (yolk sac), tulang belakang lengkung, tulang ekor lengkung, koagulasi dan malformasi rahang. Hasil nilai LC50 diperoleh melalui perhitungan regresi probit kemudian data diekstrapolasi ke dalam golongan sesuai dengan kategori toksisitasnya. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa ekstrak, fraksi etil asetat maupun fraksi air dari sampel tergolong dalam toksisitas sedang, sedikit beracun, dan praktis tidak beracun. PubDate: 2021-12-31 Issue No: Vol. 46, No. 2 (2021)
- PEMANFAATAN TUMBUHAN BERSIFAT LAKSATIF DAN PROKINETIK UNTUK PENGOBATAN
KONSTIPASI Authors: Vanessa Claudia Wiharja, Elin Yulinah Sukandar, Irianti Bahana Maulida Reyaan Pages: 10 - 22 Abstract: Konstipasi merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses menjadi keras, ukuran tinja besar, dan penurunan frekuensi defekasi. Laksatif dan prokinetik digunakan dalam penanganan konstipasi. Banyak tumbuhan yang memiliki efek tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi konstipasi. Penelitian ini menggunakan data-data dari artikel yang ditemukan pada mesin pencari mulai dari 1 Januari 2010 hingga 29 Maret 2021. Dari hasil pencarian, ditemukan 93 tumbuhan yang telah di uji secara praklinik dan klinik. Tumbuhan dengan efek laksatif dan prokinetik yang potensial antara lain Allium mongolicum Regel., Ipomoea nil (L.) Roth., Carissa carandas L., Linum usitatissimum L., Prunus mume (Siebold) & Zucc., Piper nigrum L., Cucumis melo L., Eugenia dysenterica DC., Opuntia ficus-indica (L.) Mill., Cassia fistula L., Rosa damascena Herrm., dan Senna alexandrina Mill. dengan berbagai mekanisme kerja. Tumbuhan yang dibahas dalam studi ini diharapkan dapat digunakan untuk terapi alternatif, pengembangan senyawa baru dan pembuatan obat-obatan baru untuk mengatasi konstipasi. PubDate: 2021-12-31 Issue No: Vol. 46, No. 2 (2021)
- KAJIAN PUSTAKA 27 TANAMAN INDONESIA DENGAN AKTIVITAS ANTIHIPERTENSI
Authors: Raras Adinindya Putri, Elin Yulinah Sukandar, Hubbi Nashrullah Muhammad Pages: 23 - 32 Abstract: Kasus hipertensi di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 34,11% penduduk Indonesia berusia >18 tahun mengalami hipertensi. Obat anti hipertensi digunakan dalam jangka waktu lama, bahkan seumur hidup, dan efek sampingnya tidak sedikit. Kajian pustaka mengenai efek antihipertensi dari 27 tanaman Indonesia telah dilakukan dengan mengumpulkan data ScienceDirect (sciencedirect.com), PubMed (pubmed.ncbi.nlm.nih.gov), dan Google Scholar (scholar.google.com), serta buku Cabe Puyang: Warisan Nenek Moyang Edisi I. Pustaka menunjukkan banyak tumbuhan yang digunakan secara empiris oleh masyarakat. Sebagian tumbuhan tersebut telah melalui uji praklinis dan uji klinis. Tanaman yang berkhasiat antihipertensi secara empiris berjumlah 27 dan yang tidak ditemukan baik data uji praklinis maupun data uji klinisnya adalah tanaman buni (Antidesma bunius Spreng), trengguli (Cassia fistula Linn), lobi-lobi (Flacourtia inermis Roxb.), ranti (Solanum nigrum Linn), pulai (Alstonia spectabilis R. Br), dan srigading (Nyctanthes arbor-tristis L.). Keenam tanaman tersebut berpeluang untuk diteliti khasiat antihipertensi dan keamanannya. PubDate: 2021-12-31 Issue No: Vol. 46, No. 2 (2021)
- PENENTUAN KADAR FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT DAUN KESAMBI
(Schleichera oleosa. L) Authors: Syamsu Nur, Nursamsiar Nursamsiar, Khairuddin Khairuddin, Megawati Megawati, Alfat Fadri Pages: 33 - 37 Abstract: Daun kesambi (Schleichera oleosa L.) merupakan tanaman yang mengandung senyawa saponin, tanin, alkaloida, steroid, fenolik, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid total yang terkandung dalam ekstrak etanol dan etil asetat daun kesambi (S. oleosa L.) dengan atau tanpa hidrolisis. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 70% dan etil asetat dengan atau tanpa penambahan asam asetat sebagai penghidrolisis sehingga diperoleh ekstrak etanol 70% dan etil asetat dengan atau tanpa hidrolisis. Penentuan kadar flavonoid total dari masing-masing sampel dilakukan secara kolorimetri menggunakan pereaksi AlCl3 dan serapan masing-masing sampel diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan kadar total falvonoid untuk sampel ekstrak etanol tanpa hidrolisis sebesar 62,1±0,98 (mgEQ/g) sedangkan sampel yang dihidrolisis asam asetat sebesar 57±0,23 (mgEQ/g). Kadar total flavonoid untuk sampel ekstrak etil asetat tanpa hidrolisis sebesar 40,7±0,77 (mgEK/g) sedangkan sampel yang dihidrolisis asam asetat sebesar 39,8±0,18 (mgEK/g). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan kadar flavonoid total dari masing-masing sampel dengan atau tanpa proses hidrolisis. PubDate: 2021-12-31 Issue No: Vol. 46, No. 2 (2021)
- FORMULATION AND STABILITY STUDY OF DETAM I SOYBEAN VARIETY (GLYCINE MAX
(L.) MERR.) EFFERVESCENT GRANULES WITH DIFFERENT TYPE OF EFFERVESCENT AGENTS Authors: Aditya Trias Pradana, Christentia Steffany, Rika Yulia Pages: 38 - 43 Abstract: The research was conducted to analyze the effect of different types and concentrations of the acid source on the physical characteristics and chemical stability of black soybean (Glycine max (L.) Merr.) Detam I variety effervescent granules. Effervescent granules were made in three different acid sources, which are 15% citric acid for formula I, a mixture of 5% citric acid and 10% tartaric acid for formula II and a mixture of 8% citric acid and 16% tartaric acid for formula III, respectively. The granules’ physical characteristics were obtained by particle size distribution, specific density, bulk density, moisture content, flow time, angle of repose, and effervescent time. Total phenolic content was evaluated for 28 days and the samples were collected at 0, 1, 4, 7, 14, 21, and 28 days. The sample was then measured using a visible spectrophotometric method at 505.5 nm wavelength. The results showed that granule effervescent with formula III was selected as the best formula in all parameters measured, except on the particle size distribution result. In addition, total phenolic in the formula I was the highest content with a better stability profile, compared to formula II and III. It showed that the formula with a combination of 8% citric acid: 16% tartaric acid is the most optimum formula physically, even for further research, adsorbent use or binder ratio in the formula, and moisture resistant of the primary packaging must also be considered. PubDate: 2021-12-31 Issue No: Vol. 46, No. 2 (2021)
- EFFECT OF HONEY ON HEALTHY AND ALLOXAN DIABETIC MALE SWISS-WEBSTER MICE
(MUS MUSCULUS) WITH AND WITHOUT GLIBENCLAMIDE THERAPY Authors: Andy Susbandiyah Ifada, Andreanus Andaja Soemardji, Ilma Nugrahani Pages: 44 - 48 Abstract: This study was conducted to know the effect of honey from Sumbawa on healthy and alloxan-induced diabetic mice. It consisted of honey quality test, glucose tolerance test (GTT) and alloxan-induced diabetes. On GTT, healthy animals were given pure honey, diluted honey 20% and 50%, blood glucose levels were measured every 30 minutes for 3 hours. Diabetic mice obtained by inducing alloxan at a dose of 50 mg/kg bw. Blood glucose levels of diabetic mice in range of 400-500 mg/dL. Honey and combination of glibenclamide with honey were given for 21 days. Glibenclamide dose of 0.65 mg/kg bw was used as standard drug. Blood glucose levels were measured on days 10, 17 and 24. On the next day, the animals were sacrificed and pancreas were isolated. Pure honey, 20%, and 50% honey showed to raise blood glucose levels. Blood glucose level in mice group that given pure honey stayed in the normal value of 140 mg/dL until 180 minute observation, significantly different from the group of glucose 20% (p<0.05). Honey and combination of glibenclamide with honey in alloxan diabetic mice did not caused a decrease of blood glucose levels that significantly different compared to the sore group (p>0.05). It can be concluded honey maintains blood glucose levels of healthy mice on a normal value of 140 mg/dL until 180 minutes. In alloxan diabetic test, neither honey nor the combination of glibenclamide and honey did not show a decrease in blood glucose levels that significantly different to the sore group. PubDate: 2021-12-31 Issue No: Vol. 46, No. 2 (2021)
|