Authors:Amin Muhammad Pages: 123 - 148 Abstract: MujÄhadah taḥfīẓ al-Qur’Än is a big effort of santri in Al-Ittifaqiah Islamic Boarding School to fixing their memorization of the quran. MujÄhadah is consisting three levels, namely firts mujÄhadah or mujÄhadah Å«lÄ, second mujÄhadah or mujÄhadah ṡÄniah, and third mujÄhadah or mujÄhadah ṡÄliṡah (also known by mujÄhadah majlÄ«s asy-syahÄdah). The author uses living Quranic analysis to examine the historicity and sosial construction of the tradition. The historicity of this tradition comes from the actions of the Prophet and his companions who used to recite the Quran with a certain time limit, although there is a mistake in the line of Ittifaqiah’s sanad. The Social construction of this tradition devides in three phases, namely: the externalization of the PP. An-Nur’s alumni in formulating the memorizing rules in LEMTATIQI and being objectified in LEMTATIQI’S code of conduct in chapter 1 verse 12, and being internalized by all ittifaqiah’s community. PubDate: 2018-02-27 DOI: 10.28944/dirosat.v2i2.106 Issue No:Vol. 2, No. 2 (2018)
Authors:Samsul Munir Pages: 149 - 182 Abstract: Degradasi nilai-nilai kebangsaan yang menjadi semangat nasionalisme, dengan ditandai munculnya isu-isu sara, adat, ras, agama dan politik dalam kubangan konflik seperti yang terjadi sekarang ini menunjukkan bahwa hal ini masih sangat jauh dari harapan para founding father bangsa yang meletakkan “Bhineka Tunggal Ika†sebagai simbol dalam lambang negara Indonesia. Peletakan simbol yang menjadi representasi keberadaan bangsa ini, memiliki arti terwujudnya suatu tatanan hidup berbangsa yang terdiri dari keanekaragaman dalam kebersatuan. Isu-isu yang dapat memecah belah keharmonisan hidup berbangsa pada masyarakat Indonesia yang beragam di era globalisasi sekarang ini memang sangat perlu untuk diperhatikan dan sekaligus dicarikan formulasinya melalui pendidikan dalam rangka mewujudkan harapan para pendiri bangsa tersebut. Islam sebagai agama mayoritas bangsa Indonesia yang di dalamnya terkait erat dengan pendidikan sesungguhnya mempunyai tantangan luar biasa hebatnya dalam mengimplementasikan ajaran-ajaran yang oleh pemeluknya diklaim sebagai agama yang bernilai rahmatan li al-‘ÄlamÄ«n. Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersifat kaffah dengan begitu dalam setiap peradaban yang dilalui oleh umat Islam, nyaris eksistensinya juga tidak bisa terlepas dengan pendidikannya. Menjadikan pendidikan Islam sebagai suatu proses pembangunan masyarakat dalam menyikapi isu-isu yang dapat memecah belah bangsa, penurunan nilai-nilai kebangsaan dan persoalan moralitas masyarakat yang terkikis oleh globalisaasi menjadi suatu keniscayaan untuk mewujudkan keanekaragaman dalam bingkai kebersatuan. Menjadikan pendidikan Islam mulitikultural sebagai basis utama pembangunan moral dan spiritual di Indonesia menjadi strategis dengan mengingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang penduduknya mayoritas Muslim dan kondisi fisiknya yang beragam kultur. PubDate: 2018-02-16 DOI: 10.28944/dirosat.v2i2.105 Issue No:Vol. 2, No. 2 (2018)