Authors:Novia Nur Afsani, Sumaiya Menjamin, Herman J. Waluyo, Budhi Setiawan First page: 1 Abstract: Popular novels always attract the attention of producers to make them into films with or without changes. The purpose of this research is to describe (1) comparison between the novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer and Hanung Bramantyo's Bumi Manusia film from the ecranisation process (shrinking, adding, and change of variation) to the plot, setting, and character. (2) relevance of comparison results between novel and film Bumi Manusia as novel learning material at SHS or VHS. This research includes qualitative research with main data source is the novel and film Bumi Manusia. The sampling technique for this research uses purposive sampling. The data analysis technique used is interactive analysis. The results of the study can be described as follows: (1)The ecranisation of the novel to the film Bumi Manusia consists of 45 shrinks, 28 additions, and 35 changes in variations. In the plot ecranisation consists 33 shrinks, 18 additions, and 21 changes to variations. In setting ecranisation, consists 6 shrinks, 2 additions, and 8 changes in variation. In character ecranisation there are 6 shrinks, 8 additions, and 10 changes in variation. (2)Bumi Manusia novel can be an alternative to literary learning, especially novels in SHS or VHS because it has relevance to learning of the basic competency 3.9 dan 4.9 in class XII 2013 curriculum. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.50829 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Hamam Supriyadi, Dyah Narang-Huth First page: 15 Abstract: Beriklan adalah salah satu upaya produsen menyajikan informasi tentang barang atas jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Salah satunya dilakukan melalui media website agar produk atau jasa yang dijual dikenal konsumen secara lebih luas. Untuk itu, pengiklan berupaya memengaruhi konsumen dengan memanfaatkan berbagai jenis tindak tutur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi jenis tindak tutur yang digunakan dalam banner iklan dalam situs web berbahasa Indonesia dengan mengacu teori tindak tutur Searle. Penelitian dilakukan dengan pendekatan analisis isi. Iklan yang menjadi sumber data sebanyak 328 buah. Hasil penelitian menunjukkan iklan direpresentasikan dalam 5 jenis tindak tutur, yaitu representatif, direktif, komisif, deklaratif, dan ekspresif. Lebih dari 50% yang digunakan berupa tindak tutur representatif dan hampir 30% berupa tindak tutur direktif. Tiga tindak tutur lain tidak ada 10%. Tindak tutur representatif dioptimalkan untuk mendeskripsikan keunggulan produk, sedangkan tindak tutur direktif untuk menyampaikan persuasi atau ajakan menggunakan produk yang diiklankan. Selain itu, ditemukan bahwa penggunaan tuturan langsung pada lebih dominan dibandingkan dengan penggunaan tuturan tidak langsung. Penelitian ini tidak menggali lebih mendalam alasan tidak dioptimalkannya tindak tutur komisif, deklaratif, dan ekspresif dalam iklan berebahasa Indonesia di situs web sehingga direkomendasikan diadakannya riset dengan fokus pada topik tersebut. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.59744 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Ghina Kamilah Siregar First page: 30 Abstract: Dalam belajar bahasa Indoensia sebagai bahasa kedua, kesalahan berbahasa selalu ditemukan pada bahasa para pelajar, terutama pelajar pemula. Penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) kesalahan berbahasa Indonesia dalam teks cerita pendek untuk siswa SD, (2) penyebab kesalahan, dan (3) upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel karangan teks cerpen siswa di SDN 096 Manyabar, Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah analisis dokumendan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah (1) kesalahan bahasa dalam karangan siswa meliputi kesalahan ejaan, kesalahan diksi, kesalahan kalimat, dan kesalahan paragraf; (2) penyebab kesalahan berbahasa yang dominan adalah tidak penguasaan bahasa siswa yang rendah, pendidikan tidak memberi contoh berbahasa yang benar, pengaruh dialek bahasa siswa, kurangnya latihan menulis pada siswa, dan kurangnya waktu untuk menulis; (3) upaya untuk mengurangi kesalahan bahasa dalam teks cerpen siswa adalah: meningkatkan penguasaan kaidah bahasa siswa, memperbanyak latihan menulis atau mengarang, menerapkan prosedur revisi yang tepat, dan melaksanakan pembelajaran mengarang dengan pendekatan proses atau siklus. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56010 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Nisya Nayazha, Dadan Rusmana, R. Myrna Nur Sakinah First page: 43 Abstract: Film merupakan salah satu jenis karya sastra yang menyajikan bentuk cerita fiksi dalam dimensi yang berbeda melalui media visual dan audio. Semua gambar, suara, gerak tubuh, dan semua hal yang ditampilkan dalam film berfungsi sebagai media pembuat makna dan pengiriman pesan di antaranya dapat berupa tanda-tanda. Penelitian ini menganalisis salah satu genre sastra, yaitu film Five Feet Apart (2019). Tema percintaan digambarkan serta direpresentasikan cukup kuat di film ini dan hal tersebut dapat diketahui melalui tanda yang ada di setiap scenenya. Penelitian dan kajian ini memiliki tujuan untuk dapat mendeskripsikan tanda-tanda yang merepresentasikan konsep cinta Robert Sternberg pada tokoh utama dalam film Five Feet Apart dan makna berdasarkan triangle meanings theory Pierce dalam merepresentasikan konsep cinta pada tokoh utama dalam film Five Feet Apart.. Peneliti menggunakan metode kualitatif yang sifatnya deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika Pierce untuk menganalisis tanda yang digunakan dalam penggambaran intimacy, passion dan commitment berdasarkan teori Robert Sternberg yang diungkapkan dan digambarkan dalam film. Hasil yang didapatkan berupa tanda-tanda dan objek yang berkaitan dengan konsep cinta Sternberg seperti kedekatan, komunikasi, ekspresi bahagia, gairah dan sebagainya. Selain itu, melalui analisis interpretant terdapat 10 scenes merepresentasikan makna intimacy, 7 scenes makna passion, serta 1 scenes makna commitment. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56115 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Ayu Lityaningrum First page: 61 Abstract: Pemaknaan karya sastra dapat dilihat dari unsur kebahasaannya sehingga tidak terbatas hanya pada pendekatan dari segi sastra. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur kebahasaan karya sastra yang berbentuk naskah drama Romeo and Juliet dari segi linguistik fungsional khususnya makna ideasional (transitivitas) dan makna interpersonal sehingga dapat menggambarkan kecenderungan yang dimiliki dalam suatu wacana. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dan teknik salin tempel untuk dapat mendeskripsikan fenomena lebih. Data berbentuk kalimat dialog Romeo yang diambil dari buku naskah asli. Teori yang digunakan dalam analisis data adalah Gramatika Fungsional Sistemik (GFS) oleh Halliday (2014) serta menggunakan Eggins (2005) sebagai teori pendukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses material dan relasional atribusi lebih banyak ditemukan daripada proses lainnya. Kedua proses tersebut lebih banyak ditemukan dalam klausa dengan modus deklaratif. Dengan kata lain, klausa tersebut menggambarkan informasi terkait pujian Romeo terhadap Juliet. Pujian tersebut berupa penyamaan kecantikan Juliet dengan benda sekitar dalam proses relasional dan penggambaran benda tersebut seolah-olah hidup dalam proses material. Oleh karena itu, adanya dugaan peneliti mengenai penggunaan makna ideasional (proses) yang dapat menggambarkan penggunaan majas apabila dilihat dari segi sastra. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan multidisipliner dari segi linguistik dan segi sastra. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56769 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Tita Eka Rusiarti, Rianna Wati First page: 75 Abstract: Sebuah karya pasti membawa ideologi dari pengarangnya. Penelitian ini membahas mengenai ideologi yang ada dalam salah satu serial kartun anak, yakni Upin & Ipin. Permasalahan yang dibahas seputar apa saja ideologi yang dapat dijumpai dalam sebuah serial kartun. Kartun yang akan dijadikan objek adalah serial kartun Upin & Ipin. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menguraikan apa saja ideologi yang ada dalam serial tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penjabaran deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah episode-episode Upin & Ipin dan berupa gambar, suara, narasi, dan dialog. Data didapat dari YouTube. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan mencatat, kemudian data dianalisis dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak ideologi yang terkandung dalam serial Upin & Ipin. Ideologi tersebut meliputi (1) ideologi agama serta hegemoni islam; (2) ideologi toleransi dalam keberagaman agama, ras, dan kewarganegaraan; (3) ideologi rasisme, antara ras Tionghoa, ras Melayu, serta ras kulit hitam; (4) ideologi pengajaran nilai moral; (5) ideologi tentang gender perempuan mandiri dan laki-laki feminin; (6) ideologi permainan tradisional Malaysia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, dalam serial kartun Upin & Ipin terkandung banyak ideologi kreator. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.57006 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Nadia Izzatunnisa, Frans Asisi Datang First page: 89 Abstract: Aturan penggunaan tanda pisah dalam bahasa Indonesia telah tertulis dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Akan tetapi, di dalam artikel jurnalistik dan karya sastra, penggunaan tanda pisah memiliki fungsi dan konvensi tersendiri. Penelitian ini membahas perbandingan penggunaan tanda pisah dalam artikel jurnalistik dan karya sastra Indonesia serta kesesuaiannya dengan PUEBI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korpus jurnalistik dan korpus sastra yang telah dikumpulkan dalam mata kuliah Kapita Selekta Linguistik, Program Studi Indonesia, Universitas Indonesia, tahun ajaran 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam mendeskripsikan temuan penelitian. Melalui penelitian ini, tergambar seberapa jauh artikel jurnalistik dan karya sastra Indonesia mengikuti PUEBI. Penggunaan tanda pisah dalam artikel jurnalistik dan karya sastra Indonesia yang fungsinya sama dengan aturan penggunaan tanda pisah dalam PUEBI adalah tanda pisah dipakai di antara dua bilangan yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Sementara itu, fungsi penggunaan tanda pisah di luar PUEBI, di antaranya tanda pisah digunakan untuk memisahkan nama hari dan tempat penerbitan berita dengan paragraf awal berita, menjadi pengganti kata lain yang dapat disubstitusikan, dan menambah nilai estetika atau nilai rasa pembaca. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.57039 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Rahmawan Jatmiko, Alvanita Alvanita First page: 105 Abstract: In children's literature, it is important to present positive educational values in order to develop the character of children as the main target. However, not all children's literary works contain educational valuesThis paper discusses two children’s picturebooks, The Very Hungry Caterpillar by Eric Carle and I am The Dog by Daniel Pinkwater, from a reader-oriented perspective. The two picturebooks are seen as the representation of children’s literature of the modern era which tends to give more pleasure, enjoyment and entertainment than educational values. This study questions the absence of didacticism in the works, especially dealing with instructional elements, and interprets it based on its impact on children as their target readers. It uses a participatory research method which places the researchers in the center of the study object, to read, observe and interpret the data. It applies reader-response criticism proposed by Woflgang Iser, and accordingly treats the two picturebooks as literary works. The result shows instead of displaying the didacticisms, both of the books support the freedom and creativity, and satisfy children’s curiosity. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.57683 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Siti Lutfiah Rabiyatul Adawiyah, Wening Sahayu First page: 119 Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis sapaan yang ada dalam film G 30 S/PKI, serta menganalisis bagaimana sapaan dalam film G 30 S/PKI diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Adapun penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan teknik simak dan catat. Data penelitian adalah seluruh sapaan dalam percakapan film G 30 S/PKI beserta terjemahannya dari subtitle film G 30 S/PKI. Hasil penelitian menunjukkan ada 9 jenis sapaan dan 7 teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan sapaan dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Penelitian juga menunjukkan bahwa penerjemah lebih sering menggunakan penerjemahan secara harfiah agar tercipta padanan yang sesuai secara gramatis dan semantis antara bahasa target dan bahasa sasaran. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.58060 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Menik Lestari First page: 135 Abstract: Naskah Peraturan Bimbang dalam Negeri Bangkahulu adalah naskah undang-undang yang disalin pada tahun 1882—yang tertera pada naskah. Perbedaan zaman tentu memiliki perbedaan budaya, terutama dalam segi bahasa. Rumusan masalah adalah menyajikan edisi teks yang terbaca dan melihat bagaimana adat perkawinan suku Melayu di Daerah Bengkulu dalam naskah Peraturan Bimbang dalam Negeri Bangkahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan edisi teks naskah yang terbaca dan menjelaskan adat perkawinan yang terdapat dalam naskah Peraturan Bimbang dalam Negeri Bangkahulu dan menambahkannya dengan informasi yang terdapat dalam buku yang berjudul Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Bengkulu. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian filologi dan studi pustaka. Hasil temuan membuktikan bahwa adat perkawinan bimbang suku Melayu di Daerah Bengkulu telah diatur sejak tahun 1880-an. Peraturan adat perkawinan tersebut terbagi atas tiga rangkaian: sebelum pernikahan, saat acara pernikahan, dan setelah acara pernikahan. Selain itu, naskah tersebut juga menggambarkan kearifan lokal suku Melayu di Bengkulu melalui pembayaran mahar dan peralatan adat perkawinan yang cukup kompleks. Selain itu, penentuan mahar dalam naskah ini juga menunjukkan adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat saat itu. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56422 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Pedriwati Pedriwati, Mulasih Mulasih, Moh Shofiuddin Shofi First page: 153 Abstract: Seperti halnya kaum remaja di daerah lain, remaja di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes memiliki variasi bahasa sebagai alat komuniaksi, termasuk bahasa slang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pemakaian variasi bahasa slang oleh remaja tingkat SMA/SMK Se-Kecamatan Bumiayu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan wawancara. Sumber data dari penelitian adalah data primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni teknik simak, rekam, catat, dan teknik studi pustaka. Teknik penyajiannya menggunakan metode penyajian informal. Hasil penelitian ditemukannya 60 kata bahasa slang yang dipakai oleh remaja tingkat SMA/SMK Se-Kecamatan Bumiayu, sebagai berikut: ghosting, telmi, BTW, salfok/galfok, garing, kuper, kepo, jones, LDR, PAP, PCC, salting, move on, kidding, baper, santuy, selo, nongki, kudet, bokap, mamen, OTW, yoi/yaul/yomes, anjay/anjir/anjrot, (bulshit, bucin, sotoy, lo/gue, gabut, GWS, OOTD, WTF, japri, PHP, COD, PHO, kuy, gelay, typo, bro/bre, TTM, woles, insecure, gaskeun, shareloc, bocil, boctu, overthinking, VC, ilfil, lebay, alay, prank, pelakor, ashiaap, gaes, slur, (kolab, sans, dan buset. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.55563 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Nisa Meisa Zarawaki, R. Myrna Nur Sakinah, Dadan Rusmana First page: 174 Abstract: Karya sastra merupakan media untuk menggambarkan atau merepresentasikan isu-isu yang ada di realitas sosial. Salah satu media sastra yang berfungsi sebagai refleksi sosial adalah film. Film memiliki tanda serta simbol yang di dalamnya seringkali terkandung makna atau maksud tertentu, dan hal tersebut dapat dianalisis menggunakan semiotika. Salah satu film yang mengandung isu-isu sosial adalah film Cinta Tapi Beda (2012). Penulis menggunakan teori semiotika Saussure untuk menganalisis tanda dan simbol yang ada dalam film ini. Dengan teori tersebut, penulis menemukan simbol-simbol terkait isu perbedaan agama, diantaranya pasangan beda Agama, diskriminasi Agama, dan pluralisme Agama. Untuk menganalisis hal tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif deksriptif serta analisis isi. Adapun teori yang digunakan yaitu teori Agama dan kepercayaan oleh Durkheim, teori dari Hercock mengenai diskriminasi Agama, dan teori dari Diana L. Eck mengenai pluralisme. Didapatkan 2 scene yang menyimbolkan perbedaan Agama, 3 scene diskriminasi Agama, serta 4 scene yang menyimbolkan pluralisme Agama. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56110 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Fridha Fadhlurrahma, Ani Rakhmawati, Slamet Mulyono First page: 193 Abstract: Identifikasi unsur pembangun cerita pendek menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai peserta didik melalui pembelajaran sastra di sekolah. Penggunaan cerpen-cerpen yang tidak mutakhir dapat berdampak pada kurang efektifnya pembelajaran teks cerpen serta minimnya pengetahuan peserta didik mengenai ragam jenis cerpen. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan (1) unsur-unsur intrinsik (tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat) dan ekstrinsik yang membangun cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu serta (2) pemanfaatan hasil analisis unsur pembangun cerpen Teh dan Pengkhianat sebagai materi ajar teks cerpen di SMA kelas XI. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif. Sumber data berupa dokumen cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu dan instrumen penilaian materi ajar versi BSNP serta dua orang informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu analisis dokumen dan wawancara terstruktur. Uji validitas data menggunakan triangulasi teori dan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu dibangun oleh unsur-unsur intrinsik (tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang dan amanat) dan ekstrinsik (latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan kondisi lingkungan tempat cerpen dikarang) yang kesemuanya saling berhubungan; (2) hasil analisis unsur pembangun cerpen Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu dapat dimanfaatkan sebagai materi ajar teks cerpen di SMA dalam bentuk modul pembelajaran Bahasa Indonesia dan memenuhi kriteria materi ajar versi BSNP. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.55613 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Febriyanto Arif Nugroho, Abdillah Nugraha First page: 212 Abstract: Karya film yang bermutu salah satunya ditandai dengan muatan pendidikan karakter yang positif bagi pembacanya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan latar belakang kedua film tersebut, mengomparasikan nilai pendidikan karakter dalam kedua film tersebut dan menyimpulkan pendidikan karakter dalam kedua film tersebut dalam rangka menumbuhkan dan pengimplementasian pendidikan karakter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis deskripsi komparatif. Yang menjadi sumber data adalah film “Freedom Writers” dan film Laskar Pelangi. Hasil peneliktian mnunjukkan film Freedom Writers menggambarkan suatu sekolah mengalami degradasi moral dan minimnya karakter bukan karena salah kurikulum yang digunakan, namun metode pembelajaran yang digunakan. Novel “Laskar Pelangi” menceritakan kehidupan anak-anak di Belitong. Diawali dengan kisah sedih dunia pendidikan di Indonesia ketika sebuah sekolah yang kekurangan siswa akan segera ditutup. Sekolah tersebut adalah SD Muhammadiyah di Gantong, Belitung Timur. Bercerita tentang kehidupan anak-anak di desa Belitung. Antusiasme siswa untuk belajar sangat tinggi meskipun kondisi di sekolah sangat sederhana. Kedua film tersebut merepresentasikan upaya peningkatan mutu pendidikan karakter dengan cara yang berbeda. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.55542 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Achmad Bashori, Sarwiji Suwandi, Slamet Mulyono First page: 225 Abstract: Degradasi moral banyak terjadi di kalangan remaja Indonesia. Upaya untuk memperbaiki moral dapat dilakukan melalui pembelajaran sastra di sekolah. Penelitian ini bertujuan menjelaskan (1) nilai sosial dalam kumpulan cerpen Lupa 3ndonesa karya Sujiwo Tejo, (2) nilai pendidikan karakter dalam kumpulan cerpen Lupa 3ndonesa karya Sujiwo Tejo, dan (3) pemanfaatannya sebagai materi ajar sastra di SMA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode content analysis. Data penelitian berupa kutipan dialog dan monolog yang menunjukkan nilai sosial dan pendidikan karakter serta catatan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia. Sumber data berupa kumpulan cerpen Lupa 3ndonesa karya Sujiwo Tejo dan informan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca-catat dan wawancara. Validitas data berupa triangulasi teori dan sumber. Analisis data menggunakan model analisis data interaktif. Hasil penelitian ini, yaitu (1) terdapat nilai sosial berupa tolong-menolong, empati, toleransi, kerja sama, dan kepedulian; (2) memuat nilai pendidikan karakter yaitu keadilan, pengendalian diri, syukur, kerendahan hati, cinta, dan kebijaksanaan; dan (3) nilai sosial dan pendidikan karakter dalam cerpen dapat dimanfaatkan sebagai materi ajar sastra di SMA kelas XI pada KD 3.8 dan 4.8. Nilai sosial dan pendidikan karakter dalam cerpen dapat digunakan sebagai contoh untuk siswa mengenal kemudian mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.48688 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Rachmadina Maghfira, R. Myrna Nur Sakinah, Dadan Rusmana First page: 240 Abstract: Advertisement is a tool to build the communication with the target or audiences to grab their attention and interest to be intrigue by the persuasive words and diction. The advertisement also defined as an object that has to be analyse more deeper what is actually the advertisement is willing to convey by looking in its sign. Therefore, the researcher uses the theory from Charles Sanders Pierce of semiotic study to figure out the hidden message from all the sign on the object analyses. The researcher use the descriptive qualitatve method to analyse the data. The researcher also use the technique of analyse the data by observing the data, taking notes, reduction the data, presenting the data with diagram and make an inference to get the result of the data analyses. Based from six samples images from Wardah advertisement on their official Instagram account. The result shows that there are 6 data of an icons, 12 data of indexes and 19 data of symbols. The researcher found the fact that the advertisement was not only used for marketing but also to emerging the represntation of independent women through color, and diction used in Wardah advertisement on instagram. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56425 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)
Authors:Irma Martina, Ratu Wardarita, Siti Rukiyah First page: 258 Abstract: Salah satu nilai karakter yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar adalah rasa ingin tahu. Penenlitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh secara signifikan model discovery learning terhadap tingkat rasa ingin tahu siswa kelas VII SMP. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiman kuasi. Yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 194 anak didik, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 85 siswa yang terdiri dari kelas VII B dan VII C. Penentuannya dilakukan dengan sampling purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, dan analisis dokumen. Adapun teknik analisis data menggunakan rumus uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan peningkatan rasa ingin tahu siswa di kelas eksperimen atau kelas yang diterapkan model discovery learning dibandingkan kelas kontrol atau kelas yang tidak digunakan model discovery learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil uji t (2,64) yang lebih besar dibandingkan t tabel (1,99). Dengan demikian, direkomendasikan agar discovery learning lebih banyak diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. PubDate: 2022-04-19 DOI: 10.20961/basastra.v10i1.56394 Issue No:Vol. 10, No. 1 (2022)