A  B  C  D  E  F  G  H  I  J  K  L  M  N  O  P  Q  R  S  T  U  V  W  X  Y  Z  

  Subjects -> SOCIOLOGY (Total: 553 journals)
The end of the list has been reached or no journals were found for your choice.
Similar Journals
Journal Cover
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Number of Followers: 0  

  This is an Open Access Journal Open Access journal
ISSN (Print) 2502-7875 - ISSN (Online) 2527-5879
Published by Universitas Negeri Malang Homepage  [38 journals]
  • The Humanistic Education Model in Virtual Learning During Covid-19
           Pandemic

    • Authors: Firman Mansir
      Pages: 1 - 11
      Abstract: Humanistic education conceptually can build peace of mind and body to achieve the virtues of a learner's life. The perfection of this life can be directed to the development of personality that includes thinking, mental strength and creativity of students by developing patterns of individual human development. The concept of humanization and the nature of education is the element that can best distinguish humans by using their thoughts because this is a gift of reason that has been given by the creator. In addition, humans are free to use it through the learning process. This research used a qualitative approach and literature analysis as a method of data analysis. Thus, to respond to virtual learning during the COVID-19 pandemic, it is necessary to prioritize and apply education and methods that are better able to understand the human condition as learners. It is expected that through this process, general educational goals can be achieved and specific learning objectives can be realized. Model Pendidikan Humanis dalam Pembelajaran Virtual di Masa Pandemi Covid-19Pendidikan humanis secara konseptual dapat membangun ketenangan jiwa dan raga untuk mencapai keutamaan kehidupan pembelajar. Kesempurnaan kehidupan ini bisa diarahkan kepada pengembangan kepribadian yang mencakup pemikiran, kekuatan jiwa dan kreativitas peserta didik dengan cara dapat mengembangkan pola pengembangan individual manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep humanisasi dan hakikat Pendidikan merupakan unsur yang paling bisa membedakan manusia dengan menggunakan pemikirannya, lantaran ini adalah anugerah nalar yang sudah diberikan sang pencipta dan manusia bebas memanfaatkannya melewati proses pembelajaran khususnya pembelajaran online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis literatur sebagai metode analisis data. Dengan demikian, untuk merespon pembelajaran virtual di masa pandemi COVID-19 maka perlu mengedepankan dan menerapkan pendidikan serta metode yang lebih mampu memahami kondisi manusia sebagai pembelajar. Diharapkan melalui proses itu, maka tujuan pendidikan secara umum dapat tercapai dan tujuan pembelajaran secara khusus dapat terwujud.
      PubDate: 2022-08-04
      DOI: 10.17977/um021v7i1p1-11
      Issue No: Vol. 7, No. 1 (2022)
       
  • Tekanan Kemiskinan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada
           Masa Pandemi di Kabupaten Gresik

    • Authors: Ratna Azis Prasetyo, Septi Ariadi, Suyanto Bagong, Sudarso Sudarso, Abd Hannan, Risca Yunike Putri
      Pages: 12 - 26
      Abstract: Pandemi COVID-19 membawa efek domino bagi peningkatan angka kemiskinan Indonesia. Di Kabupaten Gresik, misal, besarnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat terhentinya aktivitas industri dan usaha-usaha kecil membuat angka kemiskinan meningkat, sehingga jumlah Tekanan Kemiskinan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menjadi bertambah. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan tekanan kemiskinan yang dialami oleh PMKS selama pandemi COVID-19 serta strategi penanganan yang tepat terhadapnya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan melakukan wawancara terstruktur kepada 400 PMKS di Kabupaten Gresik. Hasil dari penelitian ini mendapati temuan bahwa tekanan kemiskinan yang dilakukan oleh PMKS di masa pandemi COVID-19 adalah berkurangnya tabungan dan aset yang dimiliki untuk pemenuhan kebutuhan hidup semasa pandemi. Selain itu, mereka juga kehilangan pekerjaan serta usaha yang ditekuni mengalami kemunduran, akibatnya para PMKS kesulitan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kondisi ini turut berdampak pada tidak harmonisnya rumah tangga dan terancamnya keberlangsungan pendidikan anak mereka di sekolah. Strategi bertahan hidup yang paling mudah dilakukan oleh PMKS adalah melakukan perubahan pada pola konsumsi, sedangkan bantuan kerabat relatif sulit didapatkan serta kegiatan produktif seperti diversifikasi usaha juga relatif sulit dilakukan. Strategi penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan pemberdayaan PMKS terutama kelompok usia produktif. Selain bertujuan mencegah melemahnya kemampuan dan kesejahteraan,  pemberdayaan usia produktif juga bertujuan memenuhi kebutuhan diri sendiri yang bersifat jangka panjang, yakni keluar dari tekanan kemiskinan yang dialami. Poverty Pressure for People with Social Welfare Problems (PMKS) During the Pandemic in Gresik RegencyThe COVID-19 pandemic has brought a domino effect to increase poverty rates. In Gresik Regency, the number of layoffs (PHK) and small businesses that went out of business added new poor people so the number of PMKS increased. This study intends to describe the poverty pressure experienced by PMKS during the COVID-19 pandemic and the appropriate handling strategy. The research method used is descriptive research by conducting structured interviews to 400 PMKS in Gresik Regency. The results of this study found that the poverty pressure carried out by PMKS during the COVID-19 pandemic was a reduction in savings and assets owned to meet their daily needs during the pandemic where they lost their jobs and the businesses they were engaged in experienced setbacks, difficulties in meeting the needs of life and family nutrition, increased debt to domestic disputes and the threat of children dropping out of school. The easiest survival strategy for PMKS is to make changes to consumption patterns, while help from relatives is relatively difficult to obtain and productive activities such as business diversification are also relatively difficult to do. The coping strategy that can be done is to empower PMKS, especially the productive age group, which aims not only to prevent the fading of PMKS' ability to help themselves but in the long term they can get out of the pressures of poverty they are experiencing.

      PubDate: 2022-08-04
      DOI: 10.17977/um021v7i1p12-26
      Issue No: Vol. 7, No. 1 (2022)
       
  • Perubahan Ruang Kampung Kota menjadi Destinasi Wisata melalui Program
           Kampung Tematik

    • Authors: Rani Titis Sukowati
      Pages: 27 - 43
      Abstract: Tujuan artikel ini mengkaji perubahan ruang kampung kota menjadi destinasi wisata dengan adanya program kampung tematik. Perubahan tersebut digali menggunakan konsep ruang abstrak dan ruang sosial Henri Lefebvre yang belum digunakan dalam kajian program kampung tematik dari studi literatur terdahulu. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus di tiga kota, yaitu Malang, Semarang, dan Surakarta dengan sumber data merupakan digital paper. Hasil kajian artikel ini menemukan bahwa beberapa kampung tematik belum berkembang dan kemungkinan tidak berkelanjutan. Padahal program ini diharapkan bisa menjadi destinasi wisata, namun kenyataannya masih ada kampung tematik yang bermasalah. Ketidakberlanjutan dari kampung tematik ini mengacu pada konsep Lefebvre mengenai ruang sosial warga di mana masih ada warga yang belum memiliki kesadaran dalam mengembangkan kampungnya, selain itu pemerintah kota sebagai aktor dalam ruang abstrak dibeberapa kasus masih kurang memberi dukungan kepada warga kampung. Maka, apabila pemerintah kota ingin menjadikan kampung tematik sebagai destinasi wisata, perlu lebih jauh mengkaji tiap kampung dalam melihat potensi-potensi yang ada di dalamnya, tentunya dengan memadukan ide dan konsep dari warga.
      Thematic Village Program: The Problems of Changing Urban Village Spaces into Tourist DestinationsThe purpose of this article is to examine the change of urban kampung space into a tourist destination with the thematic kampung program. These changes were explored using the concepts of abstract space and Henri Lefebvre's social space which had not been used in the study of thematic kampung programs from previous literature studies. This article uses a qualitative approach with the type of case study research in three cities, namely Malang, Semarang, and Surakarta with the data source being digital paper. The results of the study of this article found that some thematic kampungs had not yet developed and might not be sustainable. Even though this program is expected to become a tourist destination, in reality there are still problematic thematic kampungs. The discontinuity of this thematic kampung refers to Lefebvre's concept of social space for residents where there are still residents who do not have awareness in developing their kampung, besides that the city government as an actor in abstract space in some cases still lacks support for kampung residents. So, if the city government wants to make thematic kampung a tourist destination, it is necessary to study each kampung further in seeing the potentials that exist in it, of course by combining ideas and concepts from residents.
      PubDate: 2022-08-04
      DOI: 10.17977/um021v7i1p27-43
      Issue No: Vol. 7, No. 1 (2022)
       
  • Alokasi Dana Desa (ADD) dan Kemandirian Sosial-Ekonomi Masyarakat Desa:
           Kasus di Desa Senduro, Kabupaten Lumajang

    • Authors: Umar Sholahudin, Abdus Sair
      Pages: 44 - 58
      Abstract: Artikel ini akan mengulas tentang pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan dampaknya terhadap Kemandirian Sosial-Ekonomi Masyarakat Desa Senduro. Sejauh ini, penelitian tentang desa masih seputar soal kondisi desa dan masyarakat desa beserta problem-problemnya. Sementara yang berkaitan dengan pelaksanaan ADD dan dampaknya belum banyak mendapatkan perhatian. Padahal, kebijakan ADD diyakni dapat berkontribusi pada perbaikan dan peningkatan kemandirian desa, khususnya di bidang sosial-ekonomi masyarakat desa. Artikel ini adalah hasil penelitian dengan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Hasil penelitiaan ini menunjukkan, bahwa pelaksanaan kebijakan ADD di Desa Senduro dijalankan sesuai kebutuhan masyarakat desa. Ada dua kebutuhan yang teridentivikasi, yakni pembentukan Senduro sebagai Desa Adat dan Pengembangan Desa Wisata. Pelaksanaan dua kebutuhan desa ini secara nyata memberikan dampak terhadap kemandirian sosial ekonomi desa. Program dan kegiatan dalam rangka pembentukan Desa Adat dan Pengembangan Desa Wisata dilakukan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong. Ikatan sosial yang kuat diantara warga mampu membangun kemandirian ekonomi masyarakat. Pelaksanaan ADD secara gotong royong mampu membangun kemandirian sosial-ekonomi masyarakat Desa Senduro menjadi lebih produktif. Allocation of Village Funds and Socio-Economic Autonomy Of Village Communities: A Case in Senduro Village,Lumajang RegencyThis study aims to examine how the implementation of ADD and its impact on the Socio-Economic Independence of the Senduro Village Community, Senduro District, Lumajang Regency. This research is motivated by two important aspects that are currently happening and being experienced by the village. First, the condition of the village and village community, each of which struggles with socio-economic problems such as poverty, unemployment, and the village's economic level which is still weak and difficult to develop. Second, there is a very strategic and important opportunity for the improvement and improvement of the welfare of rural communities, namely through Law no. 6 of 2014 concerning Villages and Government Regulation No. 43 of 2014 concerning Implementing Regulations of Law Number 6 of 2014 concerning Villages. With the new legal basis, the village now has autonomy, both in governance and village financial management. The village fund allocation policy (ADD) is believed to be able to contribute to the improvement and improvement of village independence, especially in the socio-economic field of rural communities. This study uses a descriptive-qualitative approach. Descriptive research is research conducted with the main objective to describe the facts that occur objectively. This research is based more on collecting qualitative data in the form of informants' experiences which are presented in verbal form, especially those related to the implementation of ADD and its impact on the Socio-Economic Independence of the people of Senduro Village, Senduro District, Lumajang Regency. The research data obtained were analyzed using the theory of empowerment. The results of this study indicate that the implementation of ADD policies in Senduro Village is carried out according to the needs of the village community. There are two needs of villages that utilize ADD, namely the establishment of Senduro as a Traditional Village and Development of a Tourism Village. The implementation of these two village needs has a real impact on the socio-economic independence of the village. Community Programs and Activities of Senduro Village for the establishment of Senduro as a Traditional Village and Tourism Village Development is carried out in the spirit of togetherness and mutual cooperation. Strong social ties among citizens are able to build community economic independence. The implementation of ADD in mutual cooperation is able to build the socio-economic independence of the people of Senduro Village to be more productive.
      PubDate: 2022-08-04
      DOI: 10.17977/um021v7i1p44-58
      Issue No: Vol. 7, No. 1 (2022)
       
  • Aktivisme Digital dalam Wacana Omnibus Law Struktur Jaringan dan Peranan
           Hashtag dalam Mobilisasi Opini Publik

    • Authors: Nora Titahning Ayudha
      Pages: 59 - 74
      Abstract: Omnibus Law menjadi salah satu polemik terbesar dalam kalender sosial politik di tahun 2020. Bagi para pendukungnya, pengesahan Omnibus Law menjadi pintu masuk investasi di Indonesia, sedangkan pihak oposisi meyakini bahwa kebijakan ini berdampak buruk pada mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja. Penelitian ini berfokus pada struktur jaringan, baik sosial maupun teks yang terbentuk selama wacana Omnibus Law dan kerja Hashtag dalam kerangka aktivisme digital. Penelitian ini menggabungkan antara penelitian metode kualitatif deskriptif dengan metode Social Network Analysis (SNA) dan Textual Network Analysis  (TNA) dengan software Netlytic dalam menghimpun data serta Wordji dan Gephi. Pengumpulan data dilakukan selama 26 September hingga 3 Oktober dan meraih 1521 cuitan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi-organisasi sipil dan aktivis sosial politik menjadi aktor dominan dalam menyuarakan kepentingan publik. Organisasi sipil menjadi garda depan dalam mengawal isu penolakan ini karena secara konsisten mengawal isu-isu publik dan memiliki sumber daya yang memadai dalam menolak pengesahan RUU Omnibus Law sehingga kehandalan dalam beropini di Twitter mampu meyakinkan pengguna lainnya untuk mendukung agenda yang diusung. Selain itu, Hashtag #batalkanomnibuslaw menjadi frasa yang paling dominan. Di sisi lain beragam Hashtag yang menunjukkan penolakan terhadap pengesahan Omnibus Law juga menjadi frasa yang mendominasi di beberapa percakapan. Meskipun begitu, dalam konteks wacana Omnibus Law ini para aktor yang banyak dirujuk pengguna lain dan diamplifikasi gagasannya menyebut bahwa Hashtag terbatas dalam memberikan informasi yang holistik. Maka, dua hal yang dilakukan demi menutup keterbatasan tersebut dengan menambahkan tautan (link) yang berisi sejumlah informasi penting dan juga mengombinasikan dengan pengorganisasian di ranah nyata.  Digital Activism in the Omnibus Law Discourse Network Structure and the Role of Hashtags in Mobilizing Public OpinionThe Omnibus Law is one of the biggest polemics in the socio-political calendar in 2020. For its supporters, the ratification of the Omnibus Law is an entry point for investment in Indonesia, while the opposition believes that this policy has a negative impact on exploiting natural resources and labor. This study focuses on the network structure, both social and textual, that was formed during the Omnibus Law discourse and the work of Hashtags within the framework of digital activism. This research combines descriptive qualitative research with Social Network Analysis (SNA) and Textual Network Analysis  (TNA) methods with Netlytic software in collecting data and Wordji and Gephi. Data collection was carried out during September 26 to October 3 and received 1521 tweets. The results of this study indicate that civil organizations and socio-political activists are the dominant actors in voicing the public interest. The Hashtag #batalkanomnibuslaw became the most dominant phrase. Various Hashtags that show rejection of the ratification of the Omnibus Law have also become phrases that dominate in several conversations. Influential actors state that Hashtags are reducing the information complexity and need to be combined with direct organization in the real world so that it can influence public policy.
      PubDate: 2022-08-04
      DOI: 10.17977/um021v7i1p59-74
      Issue No: Vol. 7, No. 1 (2022)
       
  • Virtual Women Philanthropy: Potret Gerakan Kedermawanan Perempuan
           Komunitas Rahim dan Janin di Media Sosial Masa Pandemi

    • Authors: Khoniq Nur Afiah
      Pages: 75 - 91
      Abstract: Artikel ini menelisik mengenai gerakan kedermawanan perempuan masa pandemi COVID-19 di media sosial. Gerakan-gerakan tersebut secara murni lahir dari kesadaran perempuan-perempuan terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya perempuan. Perempuan sebagai salah satu kelompok rentan yang diperhatikan kesejahteraannya, padahal kondisi di lapangan mereka saling bahu membahu menyelesaikan persoalan perempuan yang sedang dihadapi. Di masa pandemi, para perempuan yang pekerjaan publiknya terhambat, mereka bekerjasama dalam menciptakan pekerjaan informal seperti membat masker, handsanitizer, dan sebagainya. Penelitian ini akan berfokus pada beberapa gerakan atau beberapa komunitas yang bergerak aktif di media sosial seperti instagram dalam melakukan gerakan kedermawanan. Adapun komunitas yang menjadi objek penelitian adalah Rahim Janin. Komunitas Rahim Dan Janin memiliki gerakan yang masif dalam memberikan pelayanan atau gerakan kedermawanan untuk perempuan di masa pandemi COVID-19. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif dan pendekatan etnografi virtual, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan pisau analisis konsep filantropi dan konsep perempuan dalam dunia filantropi. Dua sumber data dalam penelitian ini yaitu primer yang berasal dari hasil wawancara dan data sekunder yang berasal dari hasil pengamatan terhadap gerakan kedermawanan yang dilakukan oleh komunitas Rahim Janin di media sosial. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa gerakan virtual filantropi perempuan di media sosial dapat dikategorikan dalam dua jenis filantropi yaitu bentuk karitatif dan bentuk pemberdayaan. Bentuk karitatif berupa penggalangan dana untuk para perempuan, yang mana dana tersebut dapat diaplikasikan ke dalam bentuk bantuan berupa beasiswa pendidikan, kemudianterdapat juga konseling online untuk perempuan rentan di masa pandemi COVID-19. Sedangkan, gerakan kedermawanan yang masuk dalam kategori pemberdayaan adalah edukasi kehamilan yang tidak direncanakan di masa pandemi, beasiswa teman diri, dan edukasi tentang kesehatan mental ibu di masa pandemi.  Virtual Women Philanthropy: A Portrait of the Women's Generosity Movement for the Rahim and Janin Community on Social Media During the PandemicThis article examines the movement of women's generosity during the COVID-19 pandemic on social media. These movements were born purely from women's awareness of the welfare of society, especially women. Women as one of the vulnerable groups whose welfare is considered, even though the conditions in the field they work hand in hand to solve the problems women are facing. During the pandemic, women whose public work is hampered, they cooperate in creating informal jobs such as making masks, hand sanitizer, and so on. This research will focus on several movements or communities that are actively engaged in social media such as Instagram in carrying out generosity movements. The community that is the object of research is Rahim Janin. The Rahim and Fetal Community has a massive movement in providing services or generosity movements for women during the COVID-19 pandemic. The research method in this study is a qualitative-descriptive and virtual ethnographic approach, then the data obtained is analyzed with the help of an analysis knife of the concept of philanthropy and the concept of women in the world of philanthropy. Two sources of data in this study are primary data from interviews and secondary data from observations of the generosity movement carried out by the Rahim Janin community on social media. The results of this study indicate that women's virtual philanthropy movements in social media can be categorized into two types of philanthropy, namely charitable forms and forms of empowerment. The charitable form is in the form of raising funds for women, where the funds can be applied in the form of assistance in the form of educational scholarships, then there is also online counseling for vulnerable women during the COVID-19 pandemic. Meanwhile, philanthropy movements that fall into the empowerment category are education on unplanned pregnancies during the pandemic, scholarships for friends, and education about maternal mental health during the pandemic.
      PubDate: 2022-08-04
      DOI: 10.17977/um021v7i1p75-91
      Issue No: Vol. 7, No. 1 (2022)
       
 
JournalTOCs
School of Mathematical and Computer Sciences
Heriot-Watt University
Edinburgh, EH14 4AS, UK
Email: journaltocs@hw.ac.uk
Tel: +00 44 (0)131 4513762
 


Your IP address: 34.239.152.207
 
Home (Search)
API
About JournalTOCs
News (blog, publications)
JournalTOCs on Twitter   JournalTOCs on Facebook

JournalTOCs © 2009-