Authors:Syafii Syafii, Muhammad Karimun Pages: 1 - 8 Abstract: Pembelajaran seni berbasis potensi lokal kembali didengungkan seiring upaya membendung globalisasi yang tak terkendali. Berkenaan dengan itu melalui penelitian ini akan dikembangkan mata kuliah yang dapat mengakomodasi potensi lokal dalam pembelajaran Desain Ornamen. Tujuan penelitian secara khusus dirumuskan (1) untuk mengetahui dan menjelaskan produk desain ornamen sebagai respons kreatif atas potensi lokal asal daerah, dan (2) untuk mengetahui dan menjelaskan persepsi sebagai pengiring respons kreatif mahasiswa Jurusan Seni Rupa UNNES dalam pembelajaran Desain Ornamen. Pendekatan penelitian yang dipilih adalah deskriptif dengan memanfaatkan observasi dan angket sebagai teknik pengumpulan datanya. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya desain ornamen mahasiswa Jurusan Seni Rupa dalam merespons potensi lokal daerahnya berangkat dari potensi sumberdaya alam, sosial budaya, landmark, dan potensi lainnya. Dalam hal penciptaan, respons kreatif memanfaatkan unsur utama adalah motif flora, fauna, dan lainnya dengan unsur pendukung proporsi terbesar adalah motif flora. Sementara itu dalam hal pemolaan, mahasiswa ternyata lebih memilih pemolaan paralel, dibanding simetris dan lainnya, akan tetapi ada juga yang tidak memolakan. Alasan persepsional sebagai pengiring respons kreatif mahasiswa jurusan seni rupa UNNES dalam pembelajaran desain ornamen dengan pemanfaatan potensi lokal daerah asal menunjukkan alasan sebagai upaya informasi potensi sumberdaya alam, budaya, ikon dan landmark daerah, kuliner dan alasan lainnya. Hal tersebut sudah barang tentu dengan harapan dan tujuan mempromosikan potensi lokal daerahnya sebagai aset wisata. PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33796 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)
Authors:Supatmo Supatmo Pages: 9 - 16 Abstract: Sesuai protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, penggunaan masker menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah. Karena kebutuhan yang besar, berbagai jenis dan model masker diproduksi dan diperjualbelikan secara massal, baik oleh pabrik maupun industri rumahan. Sebagian kelompok masyarakat lebih menyukai atau memilih menggunakan masker dengan hiasan motif-motif tradisional. Menghias produk masker dengan motif-motif tradisional berarti memberi nilai tambah agar lebih estetis bagi produk tersebut sekaligus menjadi medium pengenalan motif-motif tradisional sebagi kekayaan budaya. Dengan latar belakang tersebut maka dilaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPkM). PPkM ini bertujuan memberi bekal keterampilan mengaplikasikan motif tradisional pada produk masker kesehatan dengan teknik dasar screen printing bagi remaja di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. PPkM dilaksanakan dengan langkah-langkah: (1) menyiapkan tim pengabdi, terdiri atas dosen dan mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS UNNES; (2) berkoordinasi dengan pamong pemerintah dan tokoh remaja terkait; (3) sosialisasi kepada sasaran (remaja); (4) merekrut peserta, dengan target 15 remaja; (5) menyiapkan materi; (6) menyiapkan tempat, peralatan, dan bahan; (7) melaksanakan workshop dan penugasan terpantau; dan (8) evaluasi. Metode pelatihan berupa ceramah, diskusi, tanya-jawab, workshop, dan penugasan. Materi pelatihan mencakupi ranah pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan motif batik tradisional pada produk masker dengan teknik screen printing, dengan tahap-tahap: desain hiasan, film output, pengelolaan screen, teknik exposure, teknik squeegee, teknik penintaan, perawatan peralatan dan bahan, dan kalkulasi harga. Sejak tahap awal hingga akhir PPkM ini, peserta telah mencapai hasil berupa pemahaman (pengetahuan praktis) dan keterampilan dasar serta aplikasi screen printing pada masker kain polos dengan hiasan motif tradisional. Agar program ini lebih bermakna, terorganisasi, dan berkesinambungan maka diperlukan sinergi dengan berbagai pihak terkait. PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33797 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)
Authors:Bobby Halim, Yosef Yulius Pages: 17 - 32 Abstract: Lembar uang rupiah menjadi hal yang umum sering dijumpai orang saat ini karena hampir setiap kebutuhan hidup memakai uang dalam transaksinya. Banyak orang yang tidak memperdulikan makna-makna yang terdapat di dalam lembar uang rupiah, padahal banyak makna yang tersurat maupun yang tersirat di setiap visual yang ditampilkan. Kajian Semiotika Uang Kertas Rupiah Emisi 2016 menelaah visual dalam mempengaruhi pesan yang disampaikan melalui ilustrasi dan layout yang ditampilkan melalui uang rupiah. Kajian dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Charles Sander Pierce dan Roland Barthes. Data Kajian Semiotika Uang Kertas Rupiah Emisi 2016 dikelompokan hanya 1 struktur, yaitu Struktur Visual. Data dianalisis menggunakan pandangan Triangle Meaning juga tinjauan kode semik (konotatif) dan denotatif. PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33798 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)
Authors:Sutarya Sutarya, Fivin Bagus Septiya Pambudi Pages: 33 - 40 Abstract: Globalisasi membuat sekat – sekat budaya sudah tidak dapat dibendung lagi, dunia tanpa batas, hubungan antar daerah begitu cepatnya sehingga kemajuan teknologi ini dalam waktu yang sama kita dapat menikmati budaya orang lain walaupun berada di tempat yang berbeda. Konsekuensi logisnya, terjadinya kompetisi di antara kita tidak terhindarkan. Jepara memiliki keunggulan lokal di bidang mebel ukir, yang sudah menjadi ikon Jepara. Identitas lokal menjadi sangat penting untuk melindungi produk di pasar global, identitas daerah sebagai local genius memiliki gaya yang unik, berkarakter, dan berkualitas.Peranan Indikasi Geografis (IG) memiliki posisi yang sangat penting dalam mewujudkan produk lokal yang potensial untuk bersaing di pasar global. Keunikan akibat pengaruh lingkungan ataupun budaya setempat. Dengan adanya perlindungan Indikasi Geografis (IG) ini dapat meningkatkan daya saing produk lokal, dan juga mampu melestarikan identitas tersebut dalam era global. Di sisi lain tuntutan dunia internasional mendorong adanya perlindungan Indikasi Geografis sebagai produk yang spesifik. Jepara dengan local geniusnya, merupakan produk memiliki keunikan, keterampilan yang didapat dari generasi sebelumnya secara turun – temurun dan tetap digemari serta tetap dilestarikan hingga kini (tradisional). Mebel ukir Jepara tidak ditemukan di daerah lain Realitas inilah Jepara pada tahun 2004 memperoleh anugerah yaitu diterimanya sertifikat dari Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM, untuk melindungi Mebel Ukir Jepara. Penelitian ini sifatnya deskriptif – kualitatif. PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33800 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)
Authors:Mukhsin Patriansah, Didiek Prasetya Pages: 41 - 48 Abstract: Seni bukan hanya sekedar tampilan visual, daya cipta, kreativitas, imajinasi, ungkapan, pesan, ataupun gagasan semata. Seni merupakan sebuah wujud yang mampu menggambarkan dunia baru yang lebih kompleks. Konsep estetika dalam seni merupakan hal yang sangat penting dan wajib dikedepankan oleh seniman dalam melahirkan karyanya. Nilai estetika dalam karya seni tentu tidak bisa diukur, hal ini dikarenakan karya seni memiliki relativitas yang beragam. Keragaman ini dapat dilihat dari beberapa faktor di antaranya faktor budaya (culture), selera, histori, empiris, dan lain sebagainya. Melalui pengalaman estetis yang dilengkapi dengan daya cipta dan kreativitas, maka lahirlah karya seni lukisan kaligrafi yang dibuat oleh Yunis Muler berjudul ‘kekuasaan Allah’. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aspek-aspek estetika dalam wujud visual dan simbol dari lukisan kaligrafi Yunis Muler yang merupakan representasi terhadap suatu persoalan yang tengah terjadi. Secara keseluruhan lukisan kaligrafi Yunis Muler digarap dengan penuh intensitas dan sangat memperhatikan prinsip- prinsip kesatuan (unity). PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33801 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)
Authors:Annisa Ayu Firmadhani, Muh. Ibnan Syarif Pages: 49 - 56 Abstract: Candi merupakan bangunan kuno peninggalan kebudayaan masa kerajaan Hindu. Salah satu bangunan candi di Indonesia yaitu kompleks Candi Dieng yang ada di Jawa Tengah yang berisi kelompok kelompok candi satu diantaranya merupakan kelompok Candi Arjuna yang masih terbilang lengkap jumlah candinya. Ornamen pada kelompok Candi Arjuna memiliki kelengkapan visual yang lebih sempurna dan lengkap dibandingkan candi-candi di kompleks Dieng. Tujuan yang dalam penelitian ini yaitu menjelaskan bentuk ornamen pada kelompok Candi Arjuna yang berada di kompleks Candi Dieng dan menjelaskan makna ornamen pada kelompok Candi Arjuna yang berada di kompleks Candi Dieng. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui Teknik Observasi, Teknik Wawancara, dan Dokumentasi. Kemudian teknik analisis data menggunakan beberapa tahapan seperti Reduksi Data, Penyajian Data, dan Kesimpulan/Verifikasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Ornamen yang terdapat pada setiap bagian candi di kelompok Candi Arjuna meliputi motif Geometris dan motif Organis. Dari kedua motif tersebut diklasifikasikan jenis motifnya yaitu: (1) Motif Kertas Tempel, (2) Motif Persegi, (3) Motif bunga (stilasi bunga dan bunga teratai), (4) Motif Kala, (5) Motif Makara dan (6) Motif Dewa (Trimurti dewa Hindu yaitu Dewa Brahma, Dewa Siwa dan Dewa Wisnu), (7) Motif Antefix, (8) Motif Tirai dan (9) Motif Pilaster. Terkait dengan makna simbolik ornamen yang terdapat pada kelompok Candi Arjuna berkaitan dengan mitologi agama Hindu. PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33802 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)
Authors:Rahmansyah Diaz Dwiyandanu, Eko Sugiarto Pages: 57 - 64 Abstract: Anyaman Kuda Kepang menjadi satu warisan budaya Indonesia yang tidak hanya berperan properti untuk pertunjukan Ebeg namun juga sebagai tuntunan. Banyak jenis Kepang di Indonesia salah satunya adalah Kuda Kepang dari Kebumen. Keberadaan kuda kepang ini mencerminkan masyarakat Kebumen dengan berbagai karakternya dan juga perilakunya. Kuda Kepang dari Kebumen perlu diteliti guna memberikan pengetahuan tentang jati diri bangsa khususnya jati diri masyarakat Kebumen mengingat kurangnya jati diri masyarakat. Penelitian ini membahas tentang bentuk Kuda Kepang Dari Kebumen; simbol-simbol visual Kuda Kepang Kebumen dalam Budaya Kebumen; dan karakteristik budaya Kebumen yang tervisualkan dalam Kuda Kepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk Kuda Kepang Kebumen; mendeskripsikan simbol–simbol visual Kuda Kepang dalam konteks budaya Kebumen; dan memahami karakteristik masyarakat Kebumen yang tervisualkan dalam Kuda Kepang dalam konteks budaya Kebumen. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian di rumah Mbah Rebo Karto Prawiro, rumah Pak Rebo Susanto dan di Sekolah Dasar Negeri Ambal Kebrek Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan rincian tahap a) pengumpulan data, b) reduksi data, c) sajian data, dan d) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini yaitu bentuk visual Kuda Kepang Kebumen mengacu pada bentuk Kepang yang mirip dengan kuda dan memiliki karakter seperti Kuda. Simbol-simbol pada Kuda Kepang Kebumen ada beberapa yang memiliki fungsi khusus dan ada simbol yang hanya sekadar menambah nilai estetis saja. Jika dilihat dari karakternya, tidak semua simbol Kuda Kepang Kebumen berkaitan dengan masyarakat Kebumen. Secara garis besar sifat masyarakat Kebumen diwakili Kuda Kepang tersebut misalnya nilai budaya gotong-royong, bertanggung jawab, dan murah hati. PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33803 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)
Authors:Nur Lailatul Maulidiyah, Syafii Syafii Pages: 65 - 72 Abstract: Suatu kekayaan yang tak ternilai di suatu daerah merupakan potensi yang harus dikembangkan. Pembelajaran seni rupa menjadi menarik jika berbasis potensi lokal, harapannya akan menjadi jembatan bagi generasi penerus bangsa sebagai upaya pelestarian dan pengembangan potensi yang ada, dengan menciptakan karya yang kreatif dan inovatif. Potensi lokal merupakan kekayaan asli yang dimiliki daerah tertentu. Salah satu daerah yang memiliki potensi lokal yang luar biasa adalah daerah Jepara. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan peluang, tantangan, dan strategi pemanfaatan potensi lokal dalam pembelajaran seni rupa. Potensi lokal Jepara sebagai kota ukir juga menyimpan potensi lain yakni kerajinan tenun Troso, kerajinan keramik Mayong, patung ukir Mulyoharjo, kerajinan anyam Teluk Wetan dan Batik. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Seni Rupa dengan sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar. Strategi yang direkomendasikan dengan mengubah mindset peserta didik, mengembangkan model pembelajaran yang unik, menarik dan tidak membosankan serta bekerja sama dengan pihak tertentu yang terkait, dan membangun jejaring guna untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran. PubDate: 2021-12-10 DOI: 10.15294/imajinasi.v15i2.33804 Issue No:Vol. 15, No. 2 (2021)