Authors:Evita Evita, Trias Novita, Jasminarni Jasminarni Pages: 126 - 133 Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh efektifitas pemberian rhizobium dan jenis kompos gulma air dan mendapatkan dosis rhizobium dan jenis kompos gulma air yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai sehingga didapat tanaman yang sehat dan bebas dari pupuk sintesis untuk menuju pertanian organik Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu dosis rhizobium dan jenis kompos gulma air. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : Faktor pertama adalah dosis rhizobium (r) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : r0 = Tampa rhizobium, r1 = rhizobium 5 g kg-1 benih, r2 = rhizobium 10 g kg-1 dan r3 = rhizobium 15 g kg-1benih. Faktor kedua adalah jenis kompos gulma air (k) dengan 3 taraf yaitu : k0 = tampa kompos, k1 = kompos kiambang 10 ton ha-1, k2 = kompos azolla 10 ton ha-1. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, berat 100 biji, dan jumlah bintil akar yang terdeteksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi pemberian rhizobium dan kompos gulma air terhadap parameter jumlah bintil akar. Pemberian rhizobium secara tunggal mampu meningkatkan parameter bobot biji per tanaman dan bobot 100 biji. Namun, pada parameter tinggi tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman, pemberian rhizobium dan kompos gulma air secara tunggal maupun interaksi kedua perlakuan tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata. Pemberian rhizobium 10 g kg-1 benih memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. PubDate: 2022-12-08 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.20975 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Rike Puspitasari Tamin, Suci Ratna Puri, Ciara Afrillia Pages: 134 - 144 Abstract: Kesehatan hutan telah menjadi salah satu kriteria pencapaian dalam manajemen pengelolaan hutan yang lestari. Identifikasi kondisi kesehatan vegetasi merupakan salah satu upaya penting dalam pengelolaan tanaman, sesuai kaidah silvikultur untuk menjaga kesehatan vegetasi hutan. Arboretum merupakan tempat berbagai jenis vegetasi ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan, keperluan koleksi dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Pentingnya mengetahui kesehatan vegetasi di Arboretum merupakan salah satu teknik silvikultur di dalam mempertahankan keberadaan spesies lokal dan spesies unggulan. Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum KPHP Kerinci Unit I. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sampling. Metode sampling digunakan untuk menilai kesehatan vegetasi yang berada didalam klaster plot. Identifikasi status kesehatan dilakukan dengan metode pemantau kesehatan hutan atau Forest Health Monitoring (FHM) yaitu metode penilaian kesehatan pohon dengan mengelompokkan jenis dan tingkat kerusakan per individu tanaman. Hasil pengamatan melalui metode Forest Health Monitoring diperoleh hasil bahwa kondisi vegetasi di Arboretum KPHP Kerinci Unit 1 masih tergolong sehat dengan Nilai Indeks Kerusakan (NIK) sebesar 2,08 (skala 21), dengan persentase vegetasi sehat (74,81%), tingkat kerusakan ringan (23,42%), dan tingkat kerusakan sedang (1,78%). PubDate: 2022-12-08 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.19246 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:I Wayan Pantiyasa, Moh Agus Sutiarso, I Nyoman Arto Suprapto Pages: 145 - 153 Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi produk wisata di desa wisata Pucak Tinggan, dan mengukur tingkat kepuasan wisatawan terhadap kinerja pelayanan pengelolanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan pengukuran CSI (Costumer Satisfaction Index). Dari penelitian ini diketahui bahwa produk wisata di desa wisata Pucak Tinggan adalah berupa paket treking mengunjungi Pura Pucak Mangu, peternakan lebah madu di tengah perkebunan kopi, edukasi biogas, produksi kopi bubuk dan produksi kripik talas. Kondisi sarana pendukung di sepanjang jalur treking seperti gazebo, tempat selfie dan toilet sudah mengalami kerusakan dan kurang terawat karena terkendala biaya. Pelatihan dan pendampingan telah dilakukan oleh tim dosen IPBI menyasar pada peningkatan sumberdaya pengelola dan produk UKM penunjang yang berbasis pertanian/agro. Kualitas layanan berdasarkan analisis CSI (Costumer Satisfaction Index) berada pada katagori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan yang menjadi reponden dalam penelitian ini menilai puas terhadap kinerja pengelola wisata di desa wisata Pucak Tinggan. PubDate: 2022-12-08 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.17795 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Fitrianingsih Fitrianingsih, Chytra Bertdiana Ersa, Desti Indriyani, Wirdayanti Wirdayanti Pages: 164 - 172 Abstract: HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oprtunistik) yang sering berkaibat fatal. Pengidap HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya. Di Jambi, persentase penularan virus HIV sudah masuk kategori yang cukup besar sehingga perlu diketahui gambaran karakteristik dari pasien HIV yang sedang menjalani pengobatan dengan terapi ARV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dari pasien HIV yang sedang menjalani pengobatan dengan terapi ARV di poli rawat jalan RSUD Raden Mattaher Jambi selama Januari – Juni Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan jumlah pasien HIV yang menjalani terapi ARV sebanyak 177 orang di poli rawat jalan RSUD Raden Mattaher Jambi secara total sampling. Metode penelitian adalah cohort retrospektif. Analisa data menggunakan analisis univariat untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi serta proporsi dari variabel yang diteliti yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pengobatan pasien, status pernikahan, rejimen terapi dan faktor resiko. Pasien HIV yang sedang menjalani pengobatan dengan terapi ARV menunjukkan persentase terbesar pada laki – laki 63,9%, berusia 25 – 49 tahun 84,9%, bekerja 63,9%, riwayat pendidikan SLTA 49,4%, pasien lama 89,9%, menikah 58,2%, dan heteroseksual 59,4% pada terapi lini pertama. Selanjutnya, persentase terbesar pada laki – laki, berusia 25 – 49 tahun, bekerja dengan riwayat pendidikan SLTA sebesar 3,2%, pasien lama 2,6%, menikah 1,3%, dan napza 1,4% pada terapi lini kedua. Pasien HIV yang menjalani terapi ARV sebagian besar berada pada tahap terapi lini pertama dengan jenis kelamin laki-laki, berusia 25 – 49 tahun yang bekerja, riwayat pendidikan minimal SLTA, faktor resiko heteroseksual dan menikah. PubDate: 2022-12-08 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.6131 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Sri Mulyani, Muthia Mutmainnah, Sri Mulyani Pages: 173 - 180 Abstract: COVID-19 telah mengubah tatanan pendidikan di Indonesia. Terjadi perubahan besar dalam pembelajaran dari pendidikan formal di kelas menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online. Sistem pendidikan online tentu tidak mudah. Selain disiplin pribadi untuk belajar mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang harus disediakan. Kegiatan laboratorium yang mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan bagi pasien terpaksa diubah menjadi pembelajaran audiovisual. Dalam pembelajaran keperawatan bersalin terdapat praktik yang dilakukan di laboratorium yang mengembangkan hard skill dan pengetahuan mahasiswa. Desain penelitian ini adalah pretest dan posttest without control group. Pelaksanaan pembelajaran audiovisual dan intervensi modul diberikan dalam 4 sesi yang terdiri dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket pengetahuan dan penilaian hard skill pada siswa dengan menggunakan zoom. Jumlah responden sebanyak 63 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran audiovisual terhadap pengetahuan siswa p=0,001 dan soft skill p=0,001. Penelitian ini menunjukkan peningkatan skor sebesar 80% dari jumlah responden. Penelitian ini merekomendasikan pemberian pembelajaran audiovisual untuk meningkatkan keterampilan laboratorium pengetahuan dalam keperawatan maternitas. PubDate: 2022-12-08 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.18280 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Firdaus Firdaus, Jon Hendri, Busyra B Saidi Pages: 181 - 191 Abstract: Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor perkebunan. memiliki potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia karena mempunyai kontribusi terhadap devisa Negara. Lada merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Adanya ekspor lada Indonesia di pasar global akan meningkatkan devisa Negara dan menggerakkan perekonomian dalam negeri khususnya produsen atau petani lada, karena 96% perkebunan lada di Indonesia merupakan perkebunan rakyat. Pengembangan tanaman perkebunan baik secara kualitas maupun kuantitas masih sangat dimungkinkan. Peluang tertuju pada pengembangan pertanian di wilayah sub optimal (lahan rawa pasang surut), karena potensi lahan cukup luas. Tanjung Jabung Timur merupakan wilayah pasang surut yang potensial untuk pengembangan tanaman Lada. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk pengembangan lada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh kelas kesesuaian lahan untuk tanaman lada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur umumnya sesuai marginal (S3). Seluas 304.226 ha (61,64%) wilayah dengan factor pembatas; pH kecil dari 4,8 dan 4,0, drainase terhambat, kedalaman bahan sulfidik 40-75 cm. Seluas 183.352 ha (37,14%) lahan tidak sesuai (N), dengan factor pembatas; drainase sangat terhambat, ketebalan gambut 200-300 cm, dan kedalaman bahan Sulfidik kurang dari 40 cm. Berdasarkan faktor pembatas untuk pengembangan Lada di Tanjung Jabung Timur, maka teknologi yang diperlukan adalah; ameliorasi lahan dengan pemberian kapur dan bahan organik untuk meningkatkan kemampuan retensi hara, pemupukan lengkap untuk meningkatkan ketersediaan hara, pengaturan sistem tata air tanah dan tinggi permukaan air tanah harus di atas lapisan bahan sulfidik. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22955 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Adri Adri, Firdaus Firdaus, Yardha Yardha Pages: 192 - 200 Abstract: Identifikasi merupakan langkah awal yang penting dalam rangka memahami kondisi sistem usahatani disuatu wilayah. Hasil indentifikasi akan menentukan keputusan penting dalam pengembangan sistem usahatani (Hendayana, R. 2007). Keberhasilan usahatani tidak hanya tergantung pada faktor teknis dan biologis tetapi juga tergantung pada faktor sosial ekonomi dan kelembagaan. Oleh karena itu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan adalah faktor - faktor penggerak dalam peningkatan produktivitas, kualitas dan nilai tambah usahatani. Empat faktor tersebut merupakan faktor kecukupan untuk mencapai suatu keragaan usahatani yang dikehendaki, artinya, satu atau lebih dari faktor tersebut tidak ada atau tidak sesuai dengan persyaratan kecukupan yang dimaksud, maka usahatani yang akan dikembangkan tidak dapat menghasilkan keragaan usahatani seperti yang diinginkan. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22957 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Sara Respati, Mohamad Isram, Fatmawati Fatmawati, Sri Kusrini Pages: 201 - 211 Abstract: Signalized intersections are nodes in the transportation network where vehicles in different directions meet and are critical points for congestion. Vehicle queue length is one of the performance parameters of a signalized intersection. Long queues of vehicles are at high risk of accidents involving many vehicles. Feedback signal control (actuated signal control) can be used to improve intersection performance. One of the variables that can be used as a feedback input is the length of the vehicle queue. Traffic in Indonesia is mixed traffic where various types of vehicles use the same road lanes and with low lane discipline. This causes the traffic system to become complex and to be stochastic and non-linear. Queue length modeling using a static linear algorithm is unable to capture the phenomenon of this complex traffic system. Therefore, this study aims to build a queue length model based on machine learning, that is, using an artificial neural network (ANN). This model studies traffic systems with historical data so that through the training process it can model queue lengths with a good degree of accuracy. An estimation model was built and applied to a section of the Muara Rapak signalized intersections, Balikpapan. Data on queue length for 10 days, 2 hours/day, obtained using CCTV and direct field surveys. The results of the model test show that ANN has a good level of accuracy with MAE, RMSE and MAPE of 3.8 m, 4.9 m and 6%, respectively. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22958 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Endrizal Endrizal, Araz Meilin Pages: 212 - 228 Abstract: Pengujian beberapa varietas tebu telah dilaksanakan di Desa Sungai Asam Kecamatan Kayu Aro Barat Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Tujuan kegiatan adalah mengamati pertumbuhan tanaman tebu yang tumbuh baik sebagai penghasil gula merah. Kegiatan pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan perlakuan empat varietas tebu unggul dan satu tebu lokal sebagai pembanding. Masing-masing varietas ditanam berupa demplot dengan ulangan 4x. Adapun varietas tebu unggul yang diuji adalah : V1 = PS 951 ; V2 = Bululawang (BL), V3 = POJ 3016 ; V4 = PS 864 dan V5 = Tebu lokal Kerinci. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa ada 3 varietas tebu yang tumbuh baik yaitu PS 951, BL dan tebu lokal. Varietas PS 951 lebih baik pertumbuhan nya dibandingkan varietas BL, POJ 30161, PS 864 dan varietas lokal. Pertumbuhan ketiga varietas ini tidak berbeda nyata, namun varietas lokal Kerinci mempunyai nilai brix atau rendemen yang tinggi karena sudah beradaptasi dengan daerah dataran tinggi, sehingga mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di Kabupaten Kerinci. Tanaman tebu lokal Kerinci, telah dilepas menjadi tebu lokal unggul nasional pada tahun 2016 kerjasama BPTP, Balittas dan Pemda Kab. Kerinci dengan nama “POJ 2878 Agribun Kerinci. Dari hasil analisis ekonomi tanaman tebu “POJ 2878 Agribun Kerinci, dengan pengelolaan cara petani, produksi gula merah dapat mencapai 8.320 kg/ha/tahun, jika harga gula merah Rp 7.500,-/kg dapat menghasilkan sekitar Rp 3.813.333,- (tiga juta delapan ratus tiga belas ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah)/ha/bln. Jika pengolahan nira tebu diolah menjadi produk gula semut, dapat menghasilkan gula semut sekitar 5.120 kg/ha. Dengan harga gula semut Rp 15.000,-/kg pendapatan petani setara dengan Rp 5.013.333,- (lima juta tiga belas ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah) per hektar/bulan. dimana petani akan memperoleh nilai tambah sebesar Rp 1.200.00,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) lebih tinggi. Dengan inovasi teknologi sesuai dengan rekomendasi teknologi, produksi tebu POJ 2878 Agribun Kerinci masih berpotensi untuk ditingkatkan. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22959 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Julistia Bobihoe, Endrizal Endrizal Pages: 229 - 239 Abstract: Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan teknologi. Peningkatan produksi tanaman padi disebabkan oleh penggunaan varietas-varietas unggul disertai teknik budidaya yang lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Namun saat ini benih padi yang unggul dan bermutu kurang tersedia di lokasi penanaman. Untuk mengatasi permasalahan ketersediaan benih varietas unggul baru (VUB) yang adaptif, perlu di bangun sistim perbenihan benih, sehingga dapat menjamin ketersediaan VUB padi pada waktu yang tepat. Kegiatan kajian perbenihan dilaksanakan di Desa Rawa Medang Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat di kelompok tani penangkar padi Karya Mukti. Kegiatan dilaksanakan pada MK 2019 (Maret – Juli 2019). Tujuan pengkajian adalah untuk membangun dan membuka peluang usaha perbenihan padi yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi dan pendapatan petani penangkar. Varitas Unggul Baru yang digunakan dalam kegiatan ini adalah VUB Baroma dan Inpari Nutri Zinc FS/label Putih. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas Baroma memperoleh produksi 6,9 t/ha, dari hasil tersebut dapat dijadikan benih sejumlah 4,5 ton, dan varietas Inpari Nutri Zinc memperoleh hasil 5,686 ton/ha dari hasil tersebut dapat dijadikan benih sejumlah 3,2 ton. Hasil analisis usahatani, varietas Baroma apabila dijadikan benih diperoleh keuntungan Rp. 35.420.000 dengan R/C ratio 4,69 dan varietas Inpari Nutri Zinc apabila dijadikan benih diperoleh keuntungan Rp. 29.420.000 dengan R/C ratio 4,07. Usaha tani perbenihan VUB padi Baroma dan Inpari Nutri Zinc memberikan keuntungan lebih tinggi dari pada usaha tani konsumsi dengan selisih keuntungan Baroma dan Inpari Nutri Zinc masing-masing sebesar Rp. 11.600.000/ha. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22961 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Zubir Zubir, Bustami Bustami, Endang Susilawati, Suharyon Suharyon Pages: 240 - 251 Abstract: Upaya meningkatkan efisiensi reproduksi ternak sapi melalui IB sudah diterapkan secara luas di masyarakat. Pelaksanaan program IB juga mencakup penanganan beberapa kasus kegagalan reproduksi pada ternak betina. Kebanyakan penyebab terjadinya kasus gangguan reproduksi berakar pada permasalahan kualitas pakan. Oleh karenanya perbaikan pakan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja reproduksi ternak sapi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh respon dari ternak dan peternak terhadap penerapan pakan sapi introduksi pada kelompok tani dalam kondisi eksisting. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2019 di Desa Kotabaru Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pemilihan lokasi pengkajian dan kelompok tani kooperator ditentukan secara purposive. Kegiatan dimulai dengan koordinasi, peninjauan lokasi, identifikasi kepemilikan dan status reproduksi ternak. Hasil identifikasi ditetapkan dua kelompok tani sebagai kooperator yaitu kelompok tani Sukamaju dan kelompok tani Sumber Jaya. Diperoleh data bahwa 10 ekor sapi betina yang layak mendapat perlakuan dari kedua kelompok tani tersebut. Perlakuan berupa introduksi penggunaan bahan pakan basal dan aditif, terdiri dari daun indigofera, solid sawit dan aditif minoxvit. Pelaksanaan pemberian pakan introduksi dilakukan selama 60 hari dan pengamatan perkembangan reproduksi dilakukan hingga bulan keempat semenjak perlakuan. Hasil pengamatan menunjukan bahwa 70% dari sapi perlakuan mengalami perbaikan kondisi reproduksi dibanding kondisi sebelumnya. Sebanyak 3 dari 4 ekor induk yang mengalami postpartum anestrus (PPA) sebelumnya telah dinyatakan bunting 2 ekor dan estrus 1 ekor. Separuh dari 4 ekor dara yang mengalami anestrus telah menunjukan gejala estrus. Satu ekor sapi yang mengalami repeat breading karena sudah 4 kali di-IB tidak kunjung bunting telah dinyatakan bunting pada bulan ke 3. Introduksi penggunaan bahan pakan alternatif berhasil meningkat kinerja reproduksi sapi bali betina di lokasi pengkajian. Peternakan juga memberikan respon yang baik terhadap penggunaan pakan tersebut. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22962 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Suharyo Suharyon Pages: 252 - 262 Abstract: Dalam upaya mengembangkan sistem usahatani dan kelembagaan tanaman padi di suatu wilayah diperlukan pendekatan hubungan antara kelompok tani dengan kelembagaan lain yang mendukung. Dengan terjalinnya kerja sama kelembagaan yang baik, masalah yang dihadapi petani bisa diserahkan sekaligus diharapkan terjadi difusi teknologi melalui lembaga atau institusi terkait di daerah. Dengan memberdayakan kelembagaan yang mendukung adopsi teknologi yang diberikan kepada kelompok tani FSA (Farming System Analysis) dalam bentuk kerja sama akan membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi petani. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka perlu dilakukan kajian analisis rekayasa kelembagaan penunjang teknologi usahatani tanaman padi. Kegiatan ini dilaksanakan di desa Rawa Medang, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dengan tujuan menemukan perlakuan/intervensi yang efektif dan meningkatkan pemberdayaan, serta kerja sama kelembagaan guna menjamin adopsi teknologi sistem usahatani tanaman padi yang berkelanjutan. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini dengan menerapkan metode Participatory Research Appraisal (PRA), untuk menggali masalah yang dihadapi oleh petani tanaman padi. Alternatif intervensi yaitu dibentuknya beberapa kelompok tani atau dapat disebut Gapoktan yang diberi nama Karya Bakti, diskusi singkat tentang sistem usahatani tanaman padi , melihat kebutuhan mendesak kelompok tani, dan menghubungkannya dengan lembaga pendukung. Bedasarkan hasil PRA maka permasalahan yang diperioritaskan (1) Adanya hama keong, (2) Benih unggul bersetifikat, (3) Penyakit busuk batang, (4), modal, (5) pupuk bersubsidi, (6) pertemuan antara kelompok belum maksimal. dan (7) bimbingan teknis untuk tanaman padi.Tujuan menemukan perlakuan/intervensi yang efektif dan meningkatkan pemberdayaan, serta kerja sama kelembagaan guna menjamin adopsi teknologi sistem usahatani tanaman padi yang berkelanjutan. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22963 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Eviyana Atmanegara Pages: 263 - 277 Abstract: The industrial sector contributed the most to total non-oil and gas exports in Jambi Province. Rubber and its processed products are the main export commodities in the industrial sector. The export value of rubber and its products increased in 2017 but decreased again from 2018 to 2020. The decline in exports harmed the economy in Jambi Province. It is necessary to predict the export value of rubber and its products in the coming period. Forecasting is done on time series data using the ARIMA and SARIMA models. The best model for modeling the export value of rubber and its products in Jambi Province is SARIMA (0,1,1)(0,0,1)12. It is predicted that the export value of rubber and its processed products will decrease by around 4 percent in 2022. And decrease by around 5 percent in 2023. The results of this forecast can be used as an early warning in making policies related to exports in the coming period. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22964 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Busyra B Saidi Pages: 278 - 289 Abstract: Evaluation of Nutrient Status and Recommendations for Fertilization of paddy rice. The assessment was carried out in Batin III Ulu District, Bungo Jambi Regency with a rice field area of 655 ha spread across 8 (eight) villages. This study aims to evaluate the nutrient status and determine fertilization recommendations in paddy rice. The study used a description method based on field observations and laboratory analysis. Examples of composite soils resulting from the field, analyzed the nutrient status of N, P, and K as well as soil pH with the Paddy Soil Test Kit. Based on the value of the N, P, K nutrient status test, it is determined to recommend fertilizer application. N fertilizer during the growth period is applied 3 (three) times, namely at planting time (before 14 DAP), without the use of LCC (leaf colour chart), the second fertilization on active tillering stadia (21-28 DAP), and the third on flower primordia stadia (50 days after planting). The results of the nutrient status analysis with STD, the P and K nutrient status of the soil are grouped into three classes, namely low, medium, and high. From the P and K status classes of the soil, recommendations for fertilization P (SP-36) and K (KCl) are made. The results showed that the obstacle to increasing the productivity of paddy rice in this area is that the content of N, P and K is generally low, and the soil pH ranges from 5-6. Therefore, to increase the productivity of paddy rice yields, it is recommended to apply inorganic fertilizers (N, P, and K) and the addition of organic matter. Based on the results of soil analysis and the nutrient status of paddy soils, site-specific N, P and K fertilization recommendations were obtained. Fertilizers used in the form of Urea, SP-36 and KCl, without the addition of organic matter and with the addition of organic matter. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22966 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)
Authors:Firdaus Firdaus, Lutfi Izhar, Salwati Salwati Pages: 290 - 297 Abstract: Cinnamon is one of leading plantation commodity in Jambi Province, especially in Kerinci Regency, and has an enormous portion as the country's revenue. In addition, cinnamon is a multi-functional plant that can be used in industry, besides functioning as land conservation. However, seed support and technology studies need to be more considered and implemented. The purpose of this paper was to describe the seeds and cultivation innovation technology for cinnamon in Jambi Province. The study was carried out in several sub-districts in Karinci in 2018, using selected mother trees, demonstration plot for harvest and post-harvest analysis. The results show that recently the need for cinnamon seeds still has not sufficient. However, more than 4.000 cinnamon seeds have been distributed and provided with technology assistance for local Kerinci farmers. Dissemination of institutional cinnamon production guidelines and certification of cinnamon seedlings has been carried out in several farmers. The package of cinnamon technology components has been studied and disseminated within this Kerinci areas. PubDate: 2022-12-26 DOI: 10.22437/jiituj.v6i2.22967 Issue No:Vol. 6, No. 2 (2022)