Journal Cover
Bulletin of Scientific Contribution : Geology
Number of Followers: 1  

  This is an Open Access Journal Open Access journal
ISSN (Print) 1693-4873 - ISSN (Online) 2541-514X
Published by Universitas Padjadjaran Homepage  [3 journals]
  • KERENTANAN POTENSI BANJIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARIK BAGIAN HULU,
           KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT

    • Authors: Sri Wahyuni, Yudhi Listiawan, Nana Sulaksana, Muhammad Kurniawan Alfadli
      Pages: 109 - 120
      Abstract: Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarik Bagian Hulu secara administratif berada di Kabupaten Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang. Sungai Citarik merupakan anak dari Sungai Citarum yang melewati beberapa daerah seperti Cicalengka dan Rancaekek. Perkembangan wilayah yang pesat didaerah yang dilewati oleh Sungai Citarik ini menyebabkan sering terjadinya banjir saat musim hujan. Banjir yang terjadi didaerah ini selain disebabkan karena perubahan tutupan lahan yang masif juga dipengaruhi oleh faktor alamiah seperti peningkatan curah hujan dan faktor morfologi dari Sungai Citarik itu sendiri. Daerah penelitian dibagi menjadi 20 daerah tangkapan air (catchment area). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan potensi banjir berdasarkan analisis morfometri. Parameter morfometri yang digunakan yaitu rasio kebundaran (Rc), kerapatan pengaliran (Dd), gradien sungai, dan kemiringan lereng. Parameter tersebut sebagai aspek kuantitatif bentuk lahan. Selain itu, parameter curah hujan dan penggunaan lahan juga digunakan sebagai parameter penentuan kerentanan banjir pada daerah penelitian. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis karakteristik morfometri pada daerah penelitian memiliki bentuk DAS membundar - memanjang, kerapatan pengaliran sedang, gradien sungai rendah, curah hujan agak rendah, dan kemiringan lereng yang bervariasi dari datar-sangat curam. Terdapat 3 tingkat kerentanan banjir di daerah penelitian yaitu Wilayah Tidak Rentan di sebelah utara dan selatan daerah penelitian, Wilayah Sedikit Rentan pada bagian utara hingga selatan, dan Wilayah Agak Rentan pada bagian barat hingga tenggara daerah penelitian.
      PubDate: 2023-01-10
      DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.43018
      Issue No: Vol. 20, No. 3 (2023)
       
  • PALEOSALINITAS BERDASARKAN KELIMPAHAN FORAMINIFERA BENTONIK KECIL PADA
           CORE JPA 07-04 DI PERAIRAN JEPARA, JAWA TENGAH

    • Authors: Rani Izdihar Hanifah, . Winantris, Lia Jurnaliah
      Pages: 121 - 126
      Abstract: Foraminifera merupakan organisme yang hidup secara akuatik, uniseluler, memiliki satu atau lebih kamar-kamar yang terpisah satu sama lainnya yang dipisahkan oleh sekat-sekat (septa) yang ditembusi oleh lubang-lubang halus (foramen). Penelitian bertujuan untuk menentukan paleosalinitas berdasarkan kelimpahan foraminifera bentonik kecil pada Core JPA 07-04 di Perairan Jepara, Jawa Tengah. Data sampel yang digunakan sebanyak 20 sampel sedimen dari hasil pekerjaan lapangan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif berdasarkan dengan kumpulan kelimpahan foraminifera bentonik kecil dengan menghitung jumlah individu serta genus setiap sampel dan genus dominansi terpilih. Hasil penelitian menyatakan bahwa paleosalinitas daerah penelitian relatif berada pada kondisi salinitas air normal 32-40%. Perubahan paleosalinitas pada daerah perairan Jepara dapat diakibatkan oleh faktor perbedaan kedalaman, perubahan muka air laut, kondisi iklim dan kondisi tektonik Indonesia.  
      PubDate: 2023-01-10
      DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.43178
      Issue No: Vol. 20, No. 3 (2023)
       
  • Pendugaan Lapisan Batuan Bawah Permukaan yang Masih Berpotensi Mengandung
           Air Tanah di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara

    • Authors: Lukita Nur Baeti, . Sehah
      Pages: 127 - 136
      Abstract: Penelitian menggunakan metode geolistrik resistivitas untuk menduga lapisan batuan bawah permukaan yang masih berpotensi mengandung air tanah di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara telah selesai dilakukan. Metode ini menggunakan prinsip konfigurasi Schlumberger dengan akuisisi data sebanyak 5 titik sounding dengan panjang bentangan sebesar 200 meter. Hasil pemodelan dan interpretasi data menunjukkan struktur batuan bawah permukaan yang terdiri atas 5 lapisan, yaitu tanah penutup (top soil) dengan nilai resistivitas 10,38 – 112,31 Ωm, kerikil dan kerakal dengan nilai resistivitas 5,16 – 28,13 Ωm, batu metamorf dengan nilai resistivitas 47,14 – 122,86 Ωm, batuan beku andesit dengan nilai resistivitas 147,08 – 333,33 Ωm, dan breksi dengan nilai resistivitas 73,25 – 138,16 Ωm. Berdasarkan hasil analisis, lapisan batuan bawah permukaan yang diinterpretasi berpotensi mengandung air tanah adalah lapisan kerikil dan kerakal dengan nilai resistivitas berkisar 13,68 – 28,13 Ωm pada kedalaman 13,77 – 27,93 m untuk titik Sounding 4 hingga lebih dari 82,10 m untuk titik Sounding 2. Lapisan batuan ini diperkirakan merupakan lapisan akuifer air tanah setempat di daerah penelitian.
      PubDate: 2023-01-10
      DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.43190
      Issue No: Vol. 20, No. 3 (2023)
       
  • Identifikasi Umur Formasi Jampang Anggota Cikarang Berdasarkan Kumpulan
           Nannofosil Gampingan di Sungai Cikarang, Geopark Ciletuh Pelabuhanratu

    • Authors: Santi Dwi Pratiwi, Shun Chiyonobu, Mega Fatimah Rosana
      Pages: 137 - 142
      Abstract: The Cikarang river, Ciletuh  Palabuhanratu Geopark is composed of sandstones and claystones in various grain sizes and thicknesses with carbonate claystone thicknesses varying from 10 to 20 cm, which is part of the Jampang Formation Cikarang Member. A total of 35 samples with 70 preparate slides of nannofossils from one station at Cikarang River  were prepared for microscopic observation and identification of nannofossil datum based on the nannofossil assemblages. The biostratigraphic framework consisting of 8 zonal and non-zonal events based on the occurrences of 40 species of calcareous nannofossil from 35 samples on the Jampang Formation Cikarang Member at Cikarang River. Biostratigraphic interval at Site Cikarang River was correlated for the NN1 (22.6 Ma) to NN 4 (17.973 Ma) in Early Miocene Zone. Eight nannofossil datum species covered the Early Miocene interval these are as follows: the first common occurrence of Sphenolithus heteromorphus (NN4); last common occurrence of Sphenolithus belemnos  (NN4/NN3); last occurrences of  Sphenolithus dissimilis (NN3); first occurrence of  Sphenolithus belemnos (NN3/NN2); first common occurrence Helicosphaera carteri (NN2); last common occurrence of Triquetrorhabdulus carinatus (NN2); the first occurrence of  Sphenolithus disbelemnos (NN2/NN1);  and the first occurrence of Sphenolithus dissimilis (NN1). The most unusual feature is the abundance of Sphenolithus, productivity of Discoaster is rare and Cyclicargolithus is a reticulofenestrid coccolith that dominates (more than 50% of the assemblage) from younger to oldest age boundary samples.
      PubDate: 2023-01-10
      DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.44145
      Issue No: Vol. 20, No. 3 (2023)
       
  • Determinasi Karakteristik Reservoir Formasi Talang Akar Berdasarkan Data
           Well Log dan Seismik Sub-Cekungan Palembang Selatan, Cekungan Sumatera
           Selatan

    • Authors: Yuyun Yuniardi, Undang Mardiana, Febriwan Mohammad, Andi Agus Nur, Muhammad Kurniawan Alfadli, Deden Zaenudin Mutaqin
      Pages: 143 - 154
      Abstract: Penentuan Karakteristik reservoir merupakan suatu upaya untuk mengetahui kualitas reservoir dari suatu tubuh batuan dalam perkiraan prospek atau tidaknya lapisan reservoir tersebut. Penelitian ini dilakukan pada formasi Talang Akar yang masuk kedalam Sub-Cekungan Palembang Selatan, Cekungan Sumatera Selatan, dengan menggunakan data well, data seismik, data SWC dan data Mudlog. Formasi talang akar menunjukan lingkungan delta plain dimana zona reservoirnya yang merupakan bagian bawah dari formasi tersebut termasuk dalam lingkungan fluvial. Pada klasifikasi parasekuen formasi talang akar terdapat siklus regresi-transgresi yang membentuk pola pengendapan progradasi dan retrogradasidalam skala kecil dengan rincian Sumur X1, X2, dan X3 terdapat 4 parasekuen, sedangkan sumur X4 dan X5 berjumlah 5 parasekuen, secara kuantitatif, nilai-nilai perhitungan petrofisika menunjukan bahwa pada zona hidrokarbon mempunyai Sw berkisar 8-46%, porositas 13-30%, sedangkan zona air memiliki Sw 65-100 %, dan porositas 8-25%. Berdasarkan peta kontur struktur dan peta net san top zona C3, ke lima lapisan batupasirnya pada tiap sumur terletak pada antiklin, dimana arah pengendapan yang relative berarah Timur Laut – BaratDaya. Berdasarkan paparan diatas, pada langkah eksplorasinya telah ditentukan bahwa zona reservoir yang ekonomis pada daerah penelitian terdapat pada zona C3 sumur X5. Katakuci : Batupasir, Formasi Talang Akar, Parasekuen, Petrofisika, Prospek, Reservoir.
      PubDate: 2023-01-10
      DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.44360
      Issue No: Vol. 20, No. 3 (2023)
       
  • PENENTUAN KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN KUALITAS MASSA BATUAN PADA AREA
           LOWWALL PIT X PT. BUKIT ASAM TBK SUMATRA SELATAN

    • Authors: Siti Khodijah, Utari Sonya Monica, Jordistriawan Ersyari, Nur Khoirulloh, Raden Irvan Sophian
      Pages: 155 - 167
      Abstract: Daerah penelitian memiliki kondisi geologi yang cuku kompleks yaitu termasuk ke cekungan Sumatra Selatan. Formasi Muara Enim merupakan formasi penghasil batubara ekonomis pada daerah penelitian. Proses penambangan pada PT. Bukit Asam Tbk yaitu metode tambang terbuka sehingga proses penggaliannya berhubungan dengan kestabilan lereng dan sifat keteknikannya. Pit X diiterpretasikan sebagai sayap antiklin utara Muara Tiga Besar dengan jurus perlapisan batuan relatif ke arah barat laut sehingga memiliki bentuk pit relatif searah jurus perlapisan batuan. Area lowwall sebagai lereng yang didesain mengikuti kemiringan perlapisan batuan menjadi ketertarikan dalam melakukan penelitian dikarenakan berpotensi tinggi terjadi longsoran bidang sehingga perlu dilakukan analisis kualitas massa batuannya. Metode Rock Mass Rating merupakan pembobotan bersistem dalam menentukan kualitas massa batuan dan dapat digunakan untuk menilai stabilitas lereng dan rekomendasi sudut aman maksimal yang dapat diterapkan melalui Slope Mass Rating. Kaitannya dengan kualitas massa batuan, dilakukan pengamatan pada 8 titik massa batuan selain batubara pada area lowwall Pit X menggunakan metode scanline. Berdasarkan pembobotan rock mass rating, daerah penelitian terdiri dari 2 (dua) kelas massa batuan yaitu kelas III (fair rock) dan IV (weak rock). Berdasarkan slope mass rating, daerah penelitian terdiri dari lereng bad dengan stabilitas tidak stabil dan lereng normal dengan stabilitas stabil sebagian. Adapun sudut lereng yang direkomendasikan pada area lowwall berkisar antara 30°-34°. Kata kunci: area lowwall, massa batuan, RMR, SMR, sudut aman lereng
      PubDate: 2023-01-10
      DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.42691
      Issue No: Vol. 20, No. 3 (2023)
       
 
JournalTOCs
School of Mathematical and Computer Sciences
Heriot-Watt University
Edinburgh, EH14 4AS, UK
Email: journaltocs@hw.ac.uk
Tel: +00 44 (0)131 4513762
 


Your IP address: 3.239.129.52
 
Home (Search)
API
About JournalTOCs
News (blog, publications)
JournalTOCs on Twitter   JournalTOCs on Facebook

JournalTOCs © 2009-